Jakarta, Aktual.co — Perekonomian India tumbuh sebesar 7,5 persen di bulan Oktober dan Desember 2014. Namun, terdapat sejumlah pertanyaan mengenai angka Produk Domestik Bruto (PDB) yang setelah dihitung kembali angkanya berbeda.
Para ekonom mengatakan, bahwa perhitungan tersebut perlu dilakukan dengan hati-hati.
Pertumbuhan untuk tiga bulan sebelumnya juga telah direvisi naik tajam menjadi 8,2 persen, dari perhitungan sebelumnya 5,3 persen.
Selain itu, pelayanan statistik India merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,4 persen untuk tahun ini sampai akhir Maret.
Dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 6,9 persen dengan menggunakan rumusan baru, dan 4,7 persen sebelum formula direvisi diperkenalkan.
Cara baru negara itu menghitung PDB membuat bingung para analis sejak dirilis bulan lalu.
India mengatakan rumusan baru lebih dekat dengan standar internasional. Namun para analis mengatakan, data baru tidak berkorelasi dengan indikator ekonomi lainnya, termasuk produksi industri dan pabrik.
Namun demikian, beberapa ekonom mengungkapkan, bahwa angka terbaru harus segera direvisi dan rata-rata para ekonom tersebut ragu atas angka pada saat Bank Sentral India berbicara tentang perlambatan.
Jyotinder Kaul, ekonom utama di HDFC Bank, juga mempertanyakan “kredibilitas” dari angka tersebut.
“Jelas butuh kredibilitas untuk menghitung angka-angka ini. Tidak ada apapun di suatu tempat secara substansial berubah untuk menunjukkan bahwa kita berada di tempat lain,” ujar Kaul seperti dilansir BBC Business, Senin (9/2) kemarin.
“Pandangan saya adalah perekonomian tentu membuat jalan, tapi tidak ada indikator lain menunjukkan bahwa kita telah benar-benar membuat jalan keluar.”
Untuk diketahui, India diyakini berada di tengah-tengah perlambatan ekonomi terburuk sejak tahun 1980-an dengan pertumbuhan di bawah 5 persen, tingkat yang dianggap terlalu rendah untuk menghasilkan lapangan kerja bagi jutaan orang muda.
Perdana Menteri India Narendra Modi memenangkan pemilihan umum tahun lalu pada janji untuk mereformasi dan menghidupkan kembali perekonomian serta menarik investor asing jika benar-benar dibutuhkan.
Optimisme tersebut berkembang di bawah Perdana Menteri Modi, namun negara belum melihat salah satu reformasi seperri janjinya untuk menghidupkan kembali perekonomian India.
Artikel ini ditulis oleh:













