“Hal tersebut terlihat dari upah buruh sektor riil yang terus turun, serta nilai tukar petani (NTP) yang mengalami penurunan. Pada kelas menengah juga kurang-lebih sama. Itu dapat dilihat pada pergeseran dan penghematan konsumsi karena uang yang terbatas,” jelas Heri.

Kemudian, Heri menegaskan, bahwa ekonomi yang dilaporkan tumbuh di kuartal III, itu tidak memiliki ‘tricle down effect’ yang berarti sektor riil terus tertekan.

“Saya mensinyalir bahwa ekonomi tersebut hanya bisa dinikmati oleh kelas atas yang saat ini menguasai hampir 39 persen pendapatan nasional,” kata Heri.

Laporan: Nailin in Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid