Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com — Jika dibandingkan tahun lalu, ekspor China kali ini meningkat 1,17 triliun yuan (USD187 miliar). Sedangkan impor turun selama delapan bulan berturut-turut, yaitu 6,7 persen. Hal ini membuat neraca perdagangan China surplus 45 persen menjadi 284,2 miliar yuan.

China merupakan negara pengekspor barang terbesar. Dan penurunan ekspor lalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi China.

Seperti dilansir BBC Business, Selasa (14/7) tahun lalu, pertumbuhan ekonomi China merupakan yang terendah. Meningkat 7,4 persen, dimana 7 persen merupakan peningkatan yang terjadi pada kuartal pertama tahun ini merupakan yang terendah sejak krisis ekonomi global.

Administrasi Umum Bea Cukai China mengatakan krisis Yunani mempengaruhi perdagangan China, dimana permintaan berkurang, biaya buruh meningkat, dan nilai tukar mata uang melemah.

Otoritas kemudian mengambil langkah dengan membuat kebijakan yang mendorong ekonomi, seperti memangkas suku bunga untuk keempat kalinya sejak November lalu.

Pemerintah China akan merilis data ekonomi kuartal kedua pada esok hari. Dan para ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tak lebih dari 7 persen, merupakan yang terendah sejak enam tahun.

Artikel ini ditulis oleh: