Jakarta, Aktual.com — “Adhuh yayi Pujiwati setya tuhu,wahyane kang wus nekani. Pun kakang amagut pupuh, madeg dadya senapati. Umangsah aneng palugon.”
Kalimat di atas memiliki arti, “Adinda Pujiwati yang selalu setia, nampaknya waktuku telah tiba untuk menyerahkan nyawa. Maju ke medan laga menjadi Senapati
Tembang tersebut dilantunkan pada Pentas Baratayuda ketika Ganong-karakter yang dipentaskan Komunitas Reog Surabaya-, tampil di Teater Kautaman, Pewayangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Tergabung dalam ‘KolaborAsyiiik 2015’ yang berhasil mementaskan pertunjukan Baratayuda pada Minggu (08/11) malam, ketua himpunan Reog Ponorogo dan Jaranan Surabaya, Tri Suryanto menyampaikan rasa antusiasme kepada kegiatan ‘KolaborAsyiiik’ tersebut.
“Mendapatkan peluang untuk berperan dalan seni pertunjukan sekelas Baratayuda merupakan kebanggan tersendiri bagi kami,” ungkap Tri kepada Aktual.com.
Pentas pertunjukan yang menggabungkan antara wayang kulit dengan wayang orang itu berlangsung kurang lebih satu setengah jam, dengan menampilkan beragam etnik hasil budaya Indonesia. Seperti, lurik Blitar, batik Pekalongan, kerajinan Goni, serta topi bambu Tangerang.
Seluruhnya dikemas apik oleh ‘KolaborAsyiik’ yang menceritakan perang antara Pandawa dan Korawa.
Saepul Milah, ketua komunitas dari Topi Bambu Tangerang mengungkapkan bahwa melalui pentas Baratayuda, banyak nilai positif dan motivasi yang dapat dipetik dari pertunjukan tersebut.
“Saya mendapatkan banyak pencerahan yang luar biasa dari keikutsertaan di kegiatan ini, disini kami juga mendapatkan bekal motivasi dari para seniman dan pengusaha di kelas inspirasi kala itu,” beber Saepul menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh: