Jakarta, Aktual.co — Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3 triliun kepada Perum Bulog. Suntikan PMN itu dinilai penting untuk mendukung program swasembada pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat mengatakan melalui PMN ini setidaknya Pemerintah mendapatkan keuntungan untuk dapat mengurangi potensi kerugian masyarakat akibat kenaikan harga beras.
“Potensi kerugian kenaikan harga beras Rp100 per kg setara Rp3,5 triliun (Rp100 juta x 35 juta ton konsumsi beras per tahun),” kata Leny dalam rapat Panja dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Senin (26/1).
Kemudian, kata dia, keuntungan lainnya adalah pembelian beras petani pada saat panen raya dapat diberikan penyerapan surplus sebesar 5 – 9 persen dari produksi per tahun atau 1,5 – 3,6 juta ton beras per tahun.
“Kapasitas bagi petani untuk mendapatkan jaminan pasar dengan harga yang wajar, menghindari kemungkinan terjadinya harga jatuh di saat produksi pada berlimpah dan menjadi insentif kepada jutaan (14,2 juta) petani untuk terus berproduksi,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pemerintah juga dapat mengurangi beban subsidi sebesar Rp300 miliar yang merupakan ruang fiskal.
“PMN juga dapat menjaga stabilnya harga beras menahan laju inflasi, lalu penyerapan beras 1,5 – 3 juta ton per tahun dikalikan HPP Rp 6.600 per kg sehingga aliran dana ke pedesaan bisa mencapai Rp 19 triliun dan potensi peningkatan pemasukan pajak bagi negara dari peningkatan laba perusahaa,” tambahnya.
Sementara itu, lanjut Leny, keuntungan dari sisi Perum Bulog yakni dapat mempercepat penyerapan gabah atau beras petani. Lalu, kredit bank berkurang Rp3 triliun sehingga menghemat biaya bank sekitar Rp300 miliar.
“Kemampuan berhutang bertambah dengan turunnya DER perusahaan dan peningkatan ekuitas yang nantinya lebih liquid dan bankable,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















