Jakarta, Aktual.co — Perusahaan-perusahaan daerah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih takut untuk berinvestasi di pasar modal, padahal menawarkan potensi keuntungan cukup besar.
“Kelihatannya, perusahaan-perusahaan di daerah Sulut, masih takut masuk ke pasar modal,” kata Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Cabang Manado, Fonny, di Manado, Senin (1/12).
Fonny mengatakan banyak perusahaan daerah yang takut akan keterbukaan, karena dengan masuk di pasar modal perusahaan tersebut harus terbuka.
Memang, katanya,untuk masuk ke pasar modal harus ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK).
“Jika OJK memberi ijin, maka proses untuk masuk ke pasar modal akan lebih mudah,” jelasnya.
Kata Fonny, di Sulut, sampai saat ini belum ada perusahaan daerah yang masuk ke pasar modal, namun akan terus kami dorong melalui serangkaian sosialisasi tentang keuntungan bergabung di pasar modal.
“Rencananya PT Bank Sulut, tahun depan akan masuk pasar modal, ini akan menjadi perusahaan pertama di daerah Nyiur Melambai yang masuk pasar modal,” katanya.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung.
Bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.
Berlangsungnya fungsi pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka