Jakarta, Aktual.com – Komisaris Utama PT Tiga Pilar Sejahterah (TPS), Anton Apriyantono membantah tuduhan pemalsuan mutu beras dari jenis medium menjadi beras premium yang ditujukan bag perusahaannya.

Ia mengklaim, beras IR 64 yang disebut-sebut kepolisian sebagai bahan baku yang digunakan sebagai beras produksinya juga keliru. Katanya beras varietas IR 64 sangat jarang diedarkan karena berganti dengan varietas baru, Inpari dan Ciherang.

“Tidak ada yang namanya beras IR 64 yang disubsidi, ini sebuah kebohongan publik yang luar biasa. Yang ada adalah beras raskin, subsidi bukan pada berasnya tapi pada pembeliannya, beras raskin tidak dijual bebas, hanya untuk konsumen kurang mampu,” papar Anton melalui siaran pers yang diterima, Minggu (23/7).

Selain itu, Anton juga menepis tudingan telah merugikan keuangan negara ratusan triliun. Sebab menurutnya, pendapatan perusahaannya dalam setahun tidak menyentuh belasan triliun, yakni hanya Rp 4 triliun. Dia bahkan menilai pihak kepolisian sengaja mengumbar kebohongan ke publik.

“Kalau dibilang negara dirugikan, dirugikan dimananya? Apalagi sampai bilang ratusan triliun, omzet beras TPS saja hanya Rp 4 triliun per tahun. Lagi-lagi Kapolri melakukan kebohongan publik. Apa nggak takut azab akhirat ya?,” katanya.

Seperti diketahui, Satgas Pangan menggerebek gudang beras di Bekasi yang diduga membohongi konsumen. PT Indo Beras Unggul (IBU) disinyalir juga memalsukan mutu beras medium menjadi bebas premium. Saat ini, kasusnya tengah ditangani oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri.

Laporan: M Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid