Gerilyawan fanatik cabang Al-Qaida yang berpusat di Yaman dan IS makin aktif di bagian tenggara negeri itu dan dalam beberapa pekan belakangan Angkatan Bersenjata di Yaman, yang didukung oleh UAE, mulai melancarkan operasi besar terhadap beberapa persembunyian gerilyawan garis keras di sana.
Petempur yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida dan IS memanfaatkan kevakuman keamanan dan perang saudara yang berkecamuk untuk memperluas pengaruh mereka dan merebut lebih banyak wilayah di Yaman.
Keamanan di Yaman makin merosot sejak Maret 2015, ketika perang meletus antara kelompok Syiah Al-Houthi, yang didukung oleh mantan presiden Ali Abdullah Saleh, dan pasukan pemerintah yang didukung oleh koalisi militer Arab pimpinan Arab Saudi.
Data statistik PBB memperlihatkan lebih dari 10.000 orang, kebanyakan dari mereka warga sipil, telah tewas sejak koalisi pimpinan Arab Saudi ikut campur dalam perang saudara di Yaman, yang juga membuat sebanyak tiga juta orang meninggalkan rumah mereka.
Negara Arab tersebut juga menderita akibat wabah kolera terbesar di dunia sejak April, dengan tak kurang dari 5.000 kasus dilaporkan setiap hari.