Jakarta, Aktual.com- Paus Fransiskus dalam Misa Natal dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap  kaum imigran,  Minggu (24/12).

Seperti dilansir dari Reuters Senin (25/12)  Paus Fransiskus pun membandingkan para imigran dengan Maria dan Yusuf saat keduanya kesulitan mencari tempat tinggal di Betlehem. Paus pun berpesan jika iman menuntut agar umat dapat menerima kaum pendatang.

Misa Natal ini merupakan kali kelima Paus Fransiskus, pemimpin bagi 1,2 miliar Umat Katolik Roma di dunia. Dirinya  memimpin misa kudus bagi setidaknya 10.000 umat di Basilika Santo Petrus dan diikuti oleh ribuan umat lainnya di alun-alun gereja. Kali ini, pengamanan di sekitar gereja diwarnai dengan sejumlah prosedur pemeriksaan ketat di pintu masuk Lapangan Santo Petrus ditandai dengan adanya detektor logam sebelum memasuki ruangan gereja.

Pembacaan Injil pada  Misa Natal di gereja terbesar bagi Umat Kristiani tersebut menceritakan kisah tentang bagaimana Maria dan Yusuf harus melakukan perjalanan dari Nazaret ke Betlehem untuk mendaftarkan diri dalam sensus yang diperintahkan Kaisar Romawi Caesar Augustus.

“Begitu banyak jejak lainnya tersembunyi dalam jejak Yusuf dan Maria. Kami melihat jejak para keluarga yang terpaksa berangkat pada masa ini. Kami melihat jejak jutaan orang yang tidak memilih untuk pergi, tapi diusir dari tanah mereka, meninggalkan yang terkasih,” kata Paus.

Dengan memakai  pakaian misa serba putih dengan altar gereja berhias bunga, Paus menyerukan perlunya imajinasi sosial baru. “Di mana tidak ada yang merasa bahwa tidak ada tempat bagi mereka di bumi ini,” kata Paus.

Paus Fransiskus kini berusia 81 tahun dan lahir dari orang tua imigran asal Italia di Argentina tersebut membuat pembelaan terhadap kaum imigran sebagai salah satu tugasnya sebagai Paus. Hal ini kemudian sering memicu  masalah dan pertentangan dengan sejumlah politisi.

Kanselir Austria Sebastian Kurz sendiri telah menempatkan dirinya dengan tetangganya di Eropa, seperti Hungaria dan Republik Ceko, dalam menentang proposal yang didukung Jerman untuk mendistribusikan para pencari suaka ke negara-negara Uni Eropa (UE).

Pada pemilihan di Jerman pada September silam, partai sayap kanan dan anti-imigran Alternative for Germany (AfD), menang telak setelah para pemilih mengkritisi Kanselor Angela Merkel atas kebijakan “open-door” dan mendorong kebijakan soal imigran ke dalam agenda utama terkait pembentukan koalisi dalam pemerintahan.

Liga Utara anti-imigran Italia yang dipimpin oleh Matteo Salvini yang sering memberikan pidato kecaman keras terhadap imigran diperkirakan juga akan menang dalam pemilu nasional tahun depan. Saat ini, regulasi yang memberi kewarganegaraan kepada anak-anak yang lahir di Italia dari orang tua migran terhenti di parlemen.

“Dokumen kewarganegaraan kita berasal dari Tuhan. Menghormati migran adalah bagian integral dari Kekristenan,” ujar Fransiskus.

Paus pun  mengutuk para pedagang manusia yang menghasilkan uang dari para migran yang putus asa sebagai “Herodes masa kini”. Lebih dari 14.000 orang telah meninggal dalam upaya mereka menyebrangi Mediterania menuju Eropa selama kurun waktu empat tahun terakhir.

Pada Hari Natal, Fransiskus akan menyampaikan “Urbi et Orbi” (Kepada Kota dan Dunia) yang kerap dilakukan setiap dua tahun sekali dari atas balkon tengah Basilika Santo Petrus.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs