Lubukbasung Sumbar, Aktual.com – Pondok Tahfizul Quran Darul Hikmah Kampung Melayu, Nagari Sitalang, Kecamatan Ampeknagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengembangkan budi daya serai wangi di lahan tidur seluas 10 hektare di tengah kegiatan mereka dalam bentuk pengajian dan keagamaan lainnya.
Ketua Pondok Tahfizul Quran Darul Hikmah, Afri Wendri, di Lubukbasung, Sabtu, mengatakan lahan seluas 10 hektare itu berada di Rimbo Laweh, Jorong Kampung Melayu, Nagari Sitalang.
“Lahan tidur milik warga sekitar dan kita bekerja sama dengan masyarakat,” katanya.
Ia mengatakan tanaman serai wangi sudah berusia tiga bulan dan beberapa bulan ke depan sudah bisa dipanen.
Menjelang dipanen, tambahnya, Pondok Tahfizul Quran Darul Hikmah akan membangun pabrik penyulingan daun serai wangi dan saat ini sedang tahapan pembebasan lahan.
“Setelah lahan bebas akan kita bangun pabrik penyulingan serai wangi dan bisa digunakan untuk bahan pewangi, insektisida, dan farmasi,” katanya.
Pengelolaan serai wangi itu melibatkan warga sekitar 11 orang, sedangkan hasil serai wangi akan digunakan untuk pengelolaan Pondok Tahfizul Quran Darul Hikmah dan kegiatan keagamaan.
Ke depan akan dikembangkan serai wangi bersama dengan masyarakat di lahan seluas 300 hektare.
Seluruh biaya pengolahan, bibit, dan panen berasal dari pondok dengan tanpa bunga. Setelah panen akan dipotong dengan hasil sampai lunas.
Selain itu, Pondok Tahizul Quran Darul Hikmah akan mengembangkan 200-400 ekor sapi, karena ampas serai wangi bisa digunakan sebagai pakan sapi.
“Usaha ini berupa terintegrasi, karena ampas bisa digunakan untuk pakan sapi. Kita menargetkan mengembangkan lima ribu ekor sapi,” tambahnya.
Ia menambahkan Pondok Tahfizul Quran Darul Hikmah dibangun akhir 2019 dengan santri 200 orang yang berasal dari Nagari Sitalang, Nagari Sitanang, Nagari Batukambiang, dan Nagari Bawan.
Seluruh biaya santri gratis, mulai dari biaya kewajiban bulanan, pakaian, dan lainnya.
Saat ini, santri sudah hafal dua juz Al Quran dan telah memiliki sertifikat. Apabila hafal 30 juz maka santri, kedua orang tua, dan ustazah diumrahkan.
“Kita menargetkan dengan adanya pondok itu, Nagari Sitanang terkenal dengan nagari melahirkan hafiz,” katanya. (Antara)