Jakarta, aktual.com – Bank Indonesia dan 110 pesantren seluruh Indonesia menginisiasi pembentukan usaha induk (holding) bisnis dari lingkungan pesantren yang ditargetkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi dan keuangan syariah.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di pembukaan Sarasehan Pondok Pesantren dalam Pra-Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, Selasa, mengatakan holding usaha pesantren ini akan memfasilitasi pengembangan bisnis dari masing-masing unit usaha pesantren.
Misalnya, unit usaha di suatu pesantren akan mendapatkan akses pasar dari pesantren lainnya sehingga unit usaha tersebut akan lebih mudah dalam meningkatkan omzet.
Holding juga akan menghimpun informasi mengenai kondisi pasar maupun perekonomian yang akan menjadi rujukan untuk penentuan kebijakan unit usaha di pesantren.
“Begitu juga dari sisi permodalan, usaha induk pesantren akan menjadi integrasi beberapa unit usaha pesantren guna memperkuat keberadaan dari sisi pemodalan, pengembangan pasar hingga akses informasi,” kata Dody.
Jika integrasi sektor bisnis di lingkungan pesantren sudah terjadi maka skala bisnis pesantren akan semakin besar. Dengan begitu, diharapkan bisnis dari lingkungan pesantren akan semakin mandiri dan mampu bersaing dengan pelaku bisnis konvensional.
Hal tersebut diharapkan akan mendorong pemanfaatan potensi ekonomi syariah di Indonesia.
Menurut Dody, saat ini, nilai ekonomi syariah Indonesia mencapai 80 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air. Artinya, nilai ekonomi syariah mencapai Rp12,8 ribu triliun dari total Rp16 ribu triliun PDB Indonesia.
“Terkait Indonesia dengan nilai PDB-nya, ukuran ekonomi syariah Indonesia capai 80 persen apabila dilihat bidang ekonomi dan juga keuangan yang berbasis syariah. Kami melihat banyak perubahan dan tantangan untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah,” ujar dia.
Dody juga mengharapkan holding usaha di pesantren akan mempermudah upaya-upaya pihak lain dalam bekerja sama dengan pesantren. Saat ini, jumlah pondok pesantren yang dikembangkan BI baru sekitar 250 pesantren, dari sekitar 32.000 pesantren di Indonesia,
“Kami memang telah menyusun program kapasitas SDM untuk pengembangan pesantren,” ujarnya. [Eko Priyanto]
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin