Petugas memeriksa pesawat Batik Air yang tergelincir di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, Jumat (6/11). Petugas masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan pesawat dengan rute Jakarta-Yogyakarta itu. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww/15.

Surabaya, Aktual.com – Tim Peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menciptakan alat pendeteksi genangan air atau standing water level untuk dipasang di bandar udara demi keselamatan penerbangan.

“Keselamatan penerbangan itu tidak hanya bergantung pada faktor pesawat terbangnya saja, melainkan infrastruktur bandar udara juga berperan penting bagi keselamatan penerbangan,” ujar peneliti Dr Melania Suweni Muntini, MT, kepada wartawan di Surabaya, Rabu (5/12).

Dia mengungkapkan selama ini di tiap bandar udara di Indonesia hanya terpasang alat pendeteksi angin untuk memantau kecepatan angin demi keselamatan penerbangan.

“Pendeteksi angin yang sudah banyak terpasang di berbagai bandar udara pun sebenarnya masih perlu dikembangkan lagi. Karena belum mendeteksi kecepatan angin yang datang dari arah samping,” ujar pakar infrastruktur penerbangan ITS itu.

Saat ini, dia menandaskan, ITS masih mengembangkan penelitian tentang alat deteksi genangan air untuk keselamatan penerbangan yang harus terpasang di bandar udara.

“Selama ini belum ada satupun bandar udara di Indonesia yang memiliki alat pendeteksi genangan air,” katanya.

Melania bersama tim peneliti ITS melakukan penelitian sejak tahun lalu, di antaranya telah melakukan berbagai uji coba di bandar udara perintis Sumenep, Madura, Jawa Timur.

“Kami pilih bandar udara perintis di Sumenep untuk melakukan uji coba karena frekuensi penerbangannya masih terbilang sepi. Sebenarnya kami ingin melakukan uji coba di bandar udara besar, seperti Juanda, tapi frekuensi penerbangannya terlalu padat untuk dijadikan tempat penelitian,” ucapnya.

Dia menekankan alat pendeteksi genangan air wajib dipasang di seluruh bandar udara demi keselamatan penumpang.

“Genangan air yang aman untuk keselamatan penerbangan syaratnya minimal 3 milimeter dari keseluruhan luas bandar udara. Itu harus ada alat yang dapat mendeteksinya. Kalau tidak, pesawat yang mendarat atau melakukan lepas landas bisa tergelincir,” tuturnya.

Melania menyatakan penelitiannya telah rampung. Alat deteksi genangan air untuk dipasang demi keselamatan penerbangan di bandar udara kini tinggal menunggu sertifikasi.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan