Meulaboh, Aktual.com – Organisasi Front Pembela Tanah Air (F-PETA) Provinsi Aceh mengecam insiden penurunan Bendera Merah Putih yang dilakukan oknum militer Papua New Guinea (PNG), karena hal itu dinilai sangat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sekretaris Jenderal (Sekejen) F-PETA Aceh Amiruddin di Meulaboh, Minggu (16/8) mengatakan, insiden penurunan bendera oleh pihak asing di Merauke, Provinsi Papua merupakan bentuk gangguan keamanan internasional, apalagi disaat menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-70.

“Insiden ini adalah upaya-upaya menganggu kebebasan rakyat dan NKRI, kami mengecam dan mendesak pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah memperkuat penjagaan di perbatasan jangan sampai insiden serupa terulang,” tegasnya.

Amiruddin menjelaskan, pengamanan dikawasan perbatasan Indonesia Timur seperti yang diakui panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dianggap masih lemah karena tidak mampu mencegah dan melindungi bendera kebangsaan dari berbagai bentuk diskriminasi pihak asing.

“Tunjukanlah bangsa kita kuat melindungi kedaulatan NKRI terhadap berbagai ancaman, Indonesia tidak menganggu negara lain, kitapun tidak boleh diam bila diusik di tanah kita sendiri,” imbuhnya.

Amiruddin menjelaskan, adanya laranggan pengibaran bendera di Tanah Air sendiri bahkan sampai terjadi penurunan paksa diwilayah Indonesia Timur itu sudah menjadi rahasia umum dan sebagai rakyat Indonesia dirinya menganggap ini merupakan suatu penghinaan bagi sejarah bangsa.

Amir menegaskan, sekitar 36.000 anggota F-PETA di Provinsi Aceh menyatakan keprihatinan terhadap insiden demikian dan meminta kekuatan TNI dikerahkan untuk memperkuat penjagaan perbatasan Indonesia Timur.

“Rakyat Indonesia sedang merayakan momentum hari kemerdekaan, dalam kondisi ini pemerintah jangan lengah dan kami F-PETA mendukung tindak tegas aparat TNI terhadap siapapun yang menganggu kedaulatan NKRI,” katanya menambahkan.

Artikel ini ditulis oleh: