Jakarta, Aktual.com – Sejumlah delegasi para petani yang berunjukrasa siang hari ini akhirnya diterima masuk kedalam istana menemui Kepala Kantor Staf kepresiden yang Teten Masduki.
Dijelaskan salah satu perwakilan petani yakni Agus Setiana dari Serikat Petani Pasundan (SPP) dalam pertemuan itu pertama pihaknya meminta diberikannya prioritas kepada petani dalam mengelola aset negara berupa lahan untuk pertanian.
“Pak Teten mengundang juga menteri agraria, kita sebagai wni yang sah, maka tuntutan kita. Aset kekayaan negara diatur UUD 1945.Maka aset kekayaan negara, menjadi kebutuhan rakyat menjadi garapan sumber pokok kehidupan petani,” kata Agus usai bertemu staf presiden di Jalan Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (29/9)
Dituturkannya atas nama negara presiden atau pemerintah harus memberikan pengakuan hak konstitusi kepada rakyat terlebih memberikan tanah kepada petani adalah kewajiban pemerintah.
“Kewajiban konstitusi memberi tanah, karena sumpah presiden menjalankan pancasila dan uud 1945 sebenar benarnya,”
Kedua dibeberkannya dalam pertemuan itu sejumlah perewakilan petani juga meminta agar presiden Joko Widodo dilindungi dan tidak mendengarkan bisikan-bisikan menteri yang diduga bermain dengan sejumlah pengusaha dalam penguasaan lahan.
“Aset milik pribadi orang yang bercokol, di jual kepada depelover menyingkirkan rakyat di atas tahanhya sendiri. Jagain presiden dari bisikan,
Ketiga diturkan pria berdarah sunda ini, dirinya juga tidak lupa membebrkan dihadapan staf presiden bahwasanya apabila terjadi konflik di atas tanah negara. Konflik tersebut adalah akibat ulah korporasi-korporasi nakal.
“Semua konflik di akibatkan pejabat yang kepada rakyat tapi juga perusahaan.Padahal rakyat, kami petani tidak hanya minta tanah, kami tidak anti badan usaha. Kita bukan negara kapitalis, bukan komunis, tapi jangan ngeleindes rakyat,” pungkasnya dengan dialek sunda
Dari pantauan aktual.com ribuan petani yang tergabung dalam aksi bersama perayaan hari tani nasional ini telah meninggalkan jalan merdeka tepat pukul 14.00 WIB dengan tertib.
Artikel ini ditulis oleh: