“Dengan menggunakan aplikasi ini, petani dapat menikmati keuntungan penjualan yang lebih besar. Otomatis, hal ini juga akan menggerakkan ekonomi petani sehingga dapat mendongkrak angka produk domestik bruto,” katanya.
Ia mengatakan, untuk agromap, aplikasi ini dihadirkan sebagai sarana mempermudah petani dalam melakukan pemetaan potensi lahan yang ada, kemudian perkiraan bibit dan pupuk yang dibutuhkan serta pemetaan waktu untuk penanaman hingga masa panen.
Selain itu, kata dia, aplikasi ini juga dapat memberikan masukan kepada petani terkait tanaman yang dapat ditanam pada masa-masa tertentu, sehingga dapat dipastikan bahwa tanaman yang dikembangkan adalah tanaman yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Untuk memudahkan dalam penerapan dari aplikasi ini, kami melibatkan penyuluh petani dan kelompok tani. Total ada sekitar 40 ribu petani di Bantul yang akan mendapat pendampingan dari para penyuluh,” katanya.
Menurut dia, daerah lain yang mendapat sosialisasi aplikasi digital ini yaitu Purworejo, Jawa Tengah, sekaligus menjadi salah satu daerah proyek percontohan atas program ini, bahkan dalam waktu dekat program ini akan digulirkan di sebanyak 21 titik di Jawa Tengah.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid