Bantul, Aktual.com – Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong petani di daerah ini mengurangi penggunaan pestisida untuk menghasilkan pangan yang sehat.
“Perlakuan tanaman yang paling aman itu tradisional, jadi terus terang saja kalau kebijakan ini inginkan petani-petani mengurangi penggunaan pestisida,” kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Minggu (14/5).
Menurut dia, penggunaan pestisida oleh para petani terutama petani bawang merah maupun padi di wilayah selatan Bantul sangat tinggi, sehingga secara perlahan perlakuan itu dikurangi bahkan dihilangkan.
Ia mengatakan, jika terpaksa petani memakai pestisida pada tanaman untuk mengobati penyakit atau hama, maka bisa menggunakan pestisida hayati dan bukan memakai pestisida dengan bahan kimia yang tidak mudah hilang unsurnya.
“Kalau pun harus pakai pestisida hayati, karena kalau mengandung bahan kimia kan dibawa sampai dikonsumsi. Jadi pangan di Bantul mustinya pangan yang sehat, jangan sampai pangan yang mengandung pestisida,” katanya lagi.
Menurut dia, untuk mengatasi dan mencegah penyakit tanaman meluas harus ada perjuangan dan upaya semaksimal mungkin oleh petani, salah satunya yang paling umum dengan penyemprotan pestisida, namun setidaknya memakai pestisida hayati.
“Makanya kami dalam APBD tidak programkan pestisida, tetapi pengendalian secara hayati salah satunya itu sekolah lapang terpadu yang telah diterapkan,” katanya pula.
Pulung mengatakan, untuk mendukung penggunaan pestisida hayati dalam pengendalian hama itu, saat ini di toko-toko alat pertanian sudah dijual, bahkan tidak sedikit petani Bantul yang memproduksi obat-obatan pembasmi hama dan penyakit tanaman alami tersebut.
“Para petani mungkin tidak suka karena perlu waktu kalau dengan hayati, karena sukanya langsung mati. Tapi walaupun butuh waktu lebih lama, sesungguhnya hasilnya sama dengan pestisida, kelemahan pestisida alami di situ,” kata dia.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: