“Katanya stok untuk BISI-18 itu habis, makanya yang disalurkan BISI-2 di campur Premium-191,” ucap Fajrin.
Mendapatkan alasan tersebut, Fajrin bersama petani jagung lainnya mengaku sangat kecewa dan menyayangkan jika persoalannya adalah stok. Karena dari kualitas, BISI-18 dikatakannya lebih unggul dibandingkan BISI-2 dan Premium-191.
“Padahal varietas bibit BISI-18 itu yang cocok sama tanah di sini, hasil panennya yang kemarin bagus. Beda dengan yang sekarang dari pemerintah (BISI-2 dan Premium-191), tidak cocok di sini,” ungkapnya.
Sementara PPL Desa Punti Saiful mengaku bibit bantuan pemerintah sudah tersalurkan semua. Dia menegaskan tidak ada penolakan dari petani, meski ada yang kecewa.
“Sempat ada yang kecewa, karena mereka minta varietas bibit BISI-18,” kata Saiful yang dihubungi wartawan.
Sebagai penyuluh, dia sudah berusaha memenuhi keinginan petani untuk mendapatkan BISI-18. Namun yang menjadi kendalanya adalah stok varietas bibit tersebut sudah habis.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid