Indramayu, Aktual.com – Kesulitan memperoleh pupuk subsidi masih dirasakan oleh sejumlah petani di Indramayu, Jawa Barat. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang petani asal Desa Malangsari, Kecamatan Bangodua, Karsim saat berdialog dengan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi pada Senin (21/2) lalu.
Karsim mengaku cukup kesulitan mendapatkan pupuk subsidi untuk lahan pertaniannya. Sementara, harga pupuk yang non subsidi cukup mahal, yakni sekitar Rp225 ribu per kwintal.
“Jadi bagaimana solusinya agar harga pupuknya bisa terjangkau, dan harga jual padinya meningkat, agar kesejahteraan kami sekeluarga bisa terpenuhi?” ungkap Karsim kepada Wamentan Harvick saat melakukan kunjungan kerja di Desa Malangsari tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Wamentan mendorong agar petani dapat menggunakan pupuk organik sebagai pilihan alternatif sementara. Menurutnya, penggunaan pupuk organik tersebut dapat menjaga keseimbangan hara bagi tanaman, meningkatkan efisiensi pupuk, dan berdampak positif terhadap kesehatan tanah maupun lingkungan.
Kendati demikian, dirinya pun mendorong agar penggunaan pupuk kimia dan organik ini dapat berjalan seimbang.
“Agar lahan sehat, produksi meningkat dan produktivitas melesat,” kata Wamentan Harvick.
Selain itu, Wamentan juga mendorong agar para petani dapat memanfaatkan program kemitraan dari Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Ia mengatakan, program kemitraan tersebut dapat mempermudah petani dalam mendapatkan pupuk.
Dalam kesempatan ini, Wamentan Harvick turut menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa Power Thresher untuk perontok padi sebanyak 3 (tiga) unit. Dengan demikian, Wamentan berharap agar produksi padi di Indramayu dapat meningkat.
“Saya hadir di sini ingin menegaskan, bahwa pemerintah jelas komitmennya (bersama petani). Mudah-mudahan kedatangan saya ke sini bisa memberikan semangat baru untuk para petani,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi