Samarinda, aktual.com – Kelompok tani di Kecamatan Kotabangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, akan membudidayakan tanaman nilam, komoditas yang menjadi bahan baku penghasil minyak atsiri karena harga jual minyak tersebut yang cukup tinggi di kisaran Rp500.000/kiloliter.

“Rencananya bulan depan kami mencoba menanam benih nilam dengan modal iuran dari kelompok tani. Tahap awal ini untuk pembibitan dulu,” ujar Ketua Kelompok Tani Desa SP2, Kecamatan Kotabangun, Nur Kosim, Jumat (8/11).

Tahap awal untuk pembibitan ini mereka akan menanam sebanyak 2.000 bibit nilam untuk ditanam di lahan yang sudah siap seluas satu hektare, walau disadari bahwa idealnya satu hektare dapat ditanami bibit nilam sebanyak 8.000 batang.

Pembelian bibit yang hanya 2.000 batang untuk 1 hektare ini mereka lakukan karena modal yang ada belum mencukupi untuk membeli jumlah ideal. Namun para petani yang sudah menyatu dalam kelompok ini meyakini kelak bibit yang hanya 2.000u batang tersebut akan menjadi berjuta-juta batang setelah dikembangkan.

“Kami optimis setelah empat bulan penanaman bibit, maka nilam yang terus tumbuh akan distek untuk dijadikan bibit lagi bagi petani dalam kelompok ini dan calon kelompok petani nilam lainnya. Sekarang harga satu batang bibit nilam Rp2.000 dan bibitnya juga masih dibeli dari luar Kalimantan Timur,” katanya.

Saat ini harga minyak atsiri dari nilam ada di kisaran Rp500.000/kiloliter sehingga harga tersebut masih masuk dalam perhitungan petani, karena dalam sekali tanam bisa dilakukan panen empat kali. Begitu juga untuk pembibitan, dalam empat bulan pun bisa distek untuk ditanam lagi.

Sementara Kasi Pengembangan Kapasitas Masyarakat di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim, Helvin, saat memfasilitasi kelompok tani tersebut mengatakan bahwa prospek budi daya nilam saat ini memang masih bagus sehingga pihaknya memberi dorongan mereka untuk membudidayakan nilam.

Helvin berpesan pada kelompok tani untuk melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di desa setempat, karena melalui BUMDes diharapkan mampu mendorong dari sisi pengembangan dan hilirisasi mengingat salah satu tugas pengurus BUMDes adalah pengembangan unit usaha. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin