Surabaya, Aktual.com – Petani tidak mempermasalahkan adanya impor garam yang dilakukan oleh pemerintah. Asalkan, pemerintah bisa melakukan komunikasi dengan para petani, agar tidak merugikan petani yang sedang panen.
“Kami tidak egois jika ada impor garam. Hanya saja, kami ingin diajak komunikasi. Kami kuatir jika garam import itu dijual pada saat bersamaan dengan musim panen garam petani.” kata ketua Asosiasi Petani Garam Republik Indonesia atau APGRI Muhammad Jafar saat ditemui di Surabaya, Senin (31/7).
Dijelaskannya, saat ini petani garam sudah mulai panen. Hanya saja, secara kebutuhan masih jauh dari kata maksimal. Untuk pulau Madura saja, lanjut M Jafar, saat ini total keseluruhan panen masih 15 ribu ton garam.
Diprediksi, petani garam di pulau Madura akan panen besar pada bulan September jika kondisi musim tidak hujan terus menerus selama sebulan kedepan.
Jafar melanjutkan, seandainya hasil panen garam petani lokal dijual bersamaan dengan datangnya garam impor yang dijual, maka garam petani tidak akan laku, mengingat harganya lebih mahal daripada garam import.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu