Medan, Aktual.co — Sangat disayangkan, terjadinya tindakan yang diduga menunjukkan arogansi kepada para petani Perkebunan Ramunia yang menggelar aksi menginap di depan kantor DPRD Sumut, Jumat (17/4) pagi.
Dalam insiden tersebut, seorang petani sempat mendapatkan perlakuan kurang manusiawi saat berhadapan dengan anggota TNI yang sedang berjaga.
Dalam insiden itu, petani yang bernama Open Manurung, sempat ditarik kerah bajunya, ketika rekannya yang sesama petani hendak membubarkan aksi yang telah berlangsung 1,5 bulan itu.
Open Manurung, saat menggelar konferensi pers di kantor Pergerakan Indonesia (PI), di kawasan Medan Petisah, Jumat (17/4), mengungkapkan dirinya tak menyangka mendapat perlakuan tersebut.
“Awalnya kami merasa senang melihat Gatot Pujonugroho, Gubernur Sumut, datang ke posko, namun ternyata di belakangnya ada pria berseragam militer yang membentak-bentak,” kata Open menirukan ucapan pria tersebut.
Ditambahkan Open, aksi yang diduga arogan itu dilakukan dihadapan Gubernur Sumut, Walikota Medan dan sejumlah pejabat di Sumut.
Open melanjutkan, tidak hanya kepada dirinya, seorang nenek yang ikut menginap di tenda di gerbang DPRD Sumut tersebut juga menjadi sasaran oknum tersebut.
Diketahui, konflik antara petani Perkebunan Ramunia dengan Puskopad Kodam I BB sudah terjadi sejak Januari 2015 lalu. Kedua belah pihak mengklaim tanah tersebut miliknya.
Kodam I Bukit Barisan mengaku lahan tersebut adalah milik Puskopad sejak 1963. Sementara para petani juga mengaku memiliki alas hak atas tanah tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:

















