Sementara itu, petani lain, Syafii juga mengeluhkan turunnya harga gula, sehingga membuatnya bingung dan bimbang apakah pada musim tanam pada 2019 akan menanam tebu lagi atau tidak.

“Sama seperti tahun-tahun kemarin, harga gula anjlok lagi dan untuk tanam tahun 2019 itu kami masih mengambang atau bingung, karena tidak ada modal dan harga gula merugikan,” katanya.

Syafii yang menanam tebu seluas tiga hektare itu harus selalu gigit jari saat musim panen dan giling tiba, karena harga gula tidak menguntungkan.

Padahal, biaya untuk tanam tebu, setiap tahun terus naik seperti pupuk, sewa lahan, dan ongkos tenaga kerja.

“Tapi gula kita selalu turun dan tidak pernah laku, jadi tentu saja sangat merugikan,” ujar Syafii.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid