Yogyakarta, Aktual.com — Petani tembakau di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kesulitan air untuk menyirami tanaman yang mengakibatkan kualitas tembakau kurang bagus.
Salah seorang petani tembakau Desa Wareng, Sutrisno, di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan hama yang menyerang tanaman tembakau menyebabkan tanaman tembakau tidak tumbuh maksimal dan bobot daunnya berkurang.
“Kami memiliki lahan tembakau 2.000 meter persegi. Kami hanya mampu menjual tembakau Rp7 juta atau hanya kembali modal,” kata Sutrisno.
Ia mengatakan musim kemarau kali ini, pihaknya terpaksa membeli air dari pihak swasta sebesar Rp70.000 pertangki. Pihaknya berusaha menahan air dengan cara membuat kolam namun justru airnya tidak dapat bertahan lama.
“Padahal setiap minggunya, saya menghabiskan empat tangki air bersih hanya untuk menyiram,” kata dia.
Sutrisno mengaku operasional penanaman tembakau terus meningkat. Selain air, ia juga harus membeli obat, bibit serta keperluan yang lain.
“Hama juga menyerang tanaman tembakau. Petani di sini juga mengeluhkan menurunnya kualitas tembakau yang kami hasilkan akibat minimnya asupan air bersih,” katanya. Akibat hama tanaman menjadi pendek dan daun tidak lebar, sehingga kualitas menurun. Ia berharap ada solusi terkait masalah ini. “Hanya tumbuh setengah meter,” katanya.
Hal senada diungkapkan Hartono, petani tembakau lainnya yang mengaku merugi akibat tanaman tembaku yang kurang asupan air bersih ini.
“Kalau kualitas tembakau justru malah baik sekarang, tetapi kalau tidak ada hujan seperti ini tanaman kami jadi layu kurang berbobot,” katanya
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby