Jakarta, Aktual.com — Subsektor peternakan dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) di Bali berperan menurunkan 0,16 persen dari 113,69 persen pada Oktober 2015 menjadi hanya 113,52 persen pada November 2015.

“Subsektor peternakan terdiri atas ternak besar, kecil, unggas dan hasil ternak lainnya perannya menurun akibat indeks harga yang diterima petani (lt) naik sebesar 0,19 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar, di Denpasar, Sabtu (5/12).

Dia mengatakan, sementara indeks harga yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan lebih besar yakni 0,34 persen. Terjadinya kenaikan indeks harga yang diterima petani dipicu oleh naiknya harga hampir semua kelompok, kecuali hasil ternak.

Selain itu kelompok ternak besar naik sebesar 0,02 persen, kelompok ternak kecil naik 0,81 persen dan unggas 1,05 persen.

Panusunan menambahkan, kelompok hasil ternak mengalami penurunan sebesar 0,79 persen dan pada sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,42 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,27 persen.

Panusunan menjelaskan, subsektor peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali yang terdiri atas dua subsektor mengalami penurunan dan tiga subsektor mengalami kenaikan.

Subsektor yang mengalami penurunan selain peternakan juga subsektor perikanan sebesar 0,41 persen. Sedangkan tiga subsektor yang mengalami kenaikan terdiri atas subsektor tanaman pangan sebesar 0,47 persen, hortikultura 1,04 persen dan tanaman perkebunan rakyat 0,93 persen, ujar Panasunan Siregar.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu