Jakarta, Aktual.co — Aktivis Politik Ratna Sarumpaet angkat bicara terkait polemik pembubaran anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni Pertamina Energy Trading limited (Petral).
Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana membenahi tata kelola migas di Indonesia, bukan hanya sekedar gebrakan membubarkan Petral yang dituding sebagai sarang mafia.
“Yah kalau Petral itu kan sebenarnya mafia-mafia yang ada disitu kan itu diujung, sudah di hulu, jadi sebenarnya itu persoalannya udah soal tata kelola, kita kan sudah tahu sendiri Pertamina bermasalah, in another way, Petral juga sangat bermasalah, disitulah mafia migas dikelola,” ungkap Ratna saat berbincang dengan Aktual, ditulis Senin (25/5).
Ia menjelaskan, sekarang kalau mau memperbaiki Petral harusnya perbaiki dulu bagaimana memenuhi stok supaya mafia-mafia ini tidak leluasa bergerak, supaya mereka (mafia) lebih memihak kepada kita (rakyat Indonesia).
“Toh Petral itu kan kita yang punya, yang dibikin malah dibuang, ibarat botol air mineral itu Petral, airnya kita taruh dulu disini (Pertamina), botolnya dibuang, tapi karena ini air kotor, yah tetap saja mengotori pertamina,” jelas dia.
Ia menambahkan, integrated supply chain (ISC) Pertamina yang kini mengemban fungsi pengadaan, harus bisa memberikan dampak kepada masyarakat.
“Meski sekarang fungsi pengadaan sudah ada di isc, tapi apakah dijanjikan atau tidak ke kita, apakah setelah Petral bubar ISC lebih efisien, lalu BBM akan turun? Harus ada dampak dong, so what’s the point?,” tambahnya.
“Yah makanya, karena bukan tata kelolanya yang diperbaiki, jangan-jangan Petral tidak perlu dibuang, asalkan tata kelolanya betul-betul memihak untuk penghematan sehingga kita bisa mengalokasikan BBM untuk rakyat,” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh: