Jakarta, Aktual.co —Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) tengah menyita perhatian publik terhadap permasalahan yang dialami anak usaha Pertamina, yakni Petral. Berbagai spekulasi dimunculkan terhadap perusahaan yang berkantor di Singapura itu. Mulai dari pembekuan, pemindahan ke Indonesia, sampai pembubaran. 
Bahkan, terakhir ketua tim RTKM Faisal Basri menyebut ada kejanggalan dalam hubungan Petral dan Hin Leong.
Menanggapi hal itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) Faisal Yusra mengingatkan kepada tim besutan Faisal Basri termasuk publik, agar melihat pentingnya peranan Petral dalam tata kelola migas Indonesia.
“Petral, itu penting. Harus kita pikirkan. Harus berhati-hati dalam menghancurkan Petral yang selama ini berperan dalam memenuhi pasokan nasional,” ujarnya, saat ditemui di Jakarta, Minggu (7/12).
Kata dia, sejak tahun 2012, sesuai arahan Pemerintah, Petral tidak pernah lagi membeli minyak kepada trader. “Belinya langsung kepada National Oil Company (NOC), Internasional Oil Company (IOC) dan produsen atau negara-negara penghasil minyak. Tiga itu saja.”
Sehingga apabila Petral diberangus, menurutnya itu merupakan kerugian besar terhadap Indonesia. 
“Saya bertanggungjawab atas ‘statement’ ini. Petral itu seperti rumah,” ujarnya.
Lagipula, kata dia, permasalahan yang selama ini disebutkan oleh Tim RTKM tentang Petral, merupakan kejadian sebelum tahun 2012. Di mana sebelum tahun itu Petral memang membeli minyak melalui trader. Padahal, orang yang terlibat soal kasus sebelum 2012 itu, saat ini ada di tim itu sendiri.
“Daniel Purba orang yang terlibat dengan Hin Leong. Data-datanya saat ini dibalik-balikan, itu padahal orangnya ada di situ,” ungkapnya.
Dari sumber Aktual.co menyebutkan, Hin leong adalah perusahaan ‘trader’ dan ‘storage’ di Singapura. Menurutnya, perusahaan paling besar untuk dagang solar itu terkenal suka membeli solar selundupan dari Indonesia dan suka menaikan harga MOPS sehingga merugikan Indonesia.
Korelasi Hin Leong dengan Ari Soemarno adalah lewat Daniel Purba yang merupakan kolega Hin Leong. Masih kata si sumber, sewaktu Daniel jadi VP Petral di bawah Ari Soemarno sewaktu menjabat Director di Petral dan Dirut Pertamina, semua solar impor dibeli dari Hin Leong. 
“Maka itu seharusnya KPK audit kekayaan Daniel Purba yang sekarang menjadi anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas di bawah Faisal Basri,” kata sumber Aktual yang enggan disebut namanya.

Artikel ini ditulis oleh: