Cilegon, Aktual.com – Petugas gabungan Kota Cilegon terdiri dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Kepolisian berhasil mengamankan tahu berformalin hasil penggerebakan di Pasar Kranggot Kecamatan Jombang.
“Kami mengamankan tahu berformalin yang diangkut oleh dua truk itu,” kata Kepala Bidang Perdagangan dan Pembinaan Pasar pada Disperindagkop Kota Cilegon Muhammad Satiri di Cilegon, Sabtu (18/6).
Tim gabungan tersebut berhasil mengamankan tahu berformalin yang berasal dari Tangerang dan Kabupaten Serang.
Penyebaran tahu yang mengandung zat berbahaya itu terjadi di Pasar Kranggot, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang.
Karena itu, Pemkot Cilegon menggelar razia gabungan untuk melakukan pengawasan produk makanan dan minuman.
Biasanya, pada bulan suci Ramadhan ada oknum yang tidak bertanggung jawab dengan mengedarkan produk makanan yang mengandung zat berbahaya, seperti formalin, pewarna sintetis dan boraks.
“Kami menggelar razia gabungan itu guna melindungi masyarakat agar tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat berbahaya,” katanya.
Menurut dia, produk tahu yang diamankan itu dari perusahaan Bintang Terang, Tangerang sebanyak 20 bok dan Kopti, Pejaten Kabupaten Serang 27 bok.
Sedangkan, jumlah tahu hingga ribuan dengan diangkut menggunakan dua truk.
Sebetulnya, petugas gabungan mengamankan ribuan tahu berformalin tersebut yang kedua kali, yakni pertama 2014 lalu dan sekarang tahun 2016.
Berdasarkan hasil laboratorium Dinas Kesehatan Kota Cilegon bahwa produk tahu dari kedua perusahaan tersebut teridentifikasi positif mengandung formalin.
“Semua tahu yang mengandung formalin itu terdapat tahu besar, tahu goreng dan tahu putih,” katanya.
Seorang pembuat tahu Arisno (59) mengatakan dirinya membantah mencampurkan dengan bahan formalin pada tahu yang diproduksinya tersebut.
Dirinya hanya mencampur tahu itu dengan bahan kimia yang biasa disebut bio fresh.
Penggunaan bahan kimia agar kondisi tahu lebih tahan dan kuat.
“Kami ini belum lama memproduksi tahu ini hanya sekitar dua tahun dan dipasarkan di sejumlah wilayah Banten,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Andy Abdul Hamid