Jakarta, aktual.com – Petugas gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, dan masyarakat setempat berhasil memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kelurahan Gurun Panjang, Kecamatan Bukit Kapur, Dumai pada hari Senin (31/7).
“Karhutla di Gurun Panjang, Dumai sudah padam, tinggal kepulan asap saja. Petugas belum ditarik, mereka masih di lokasi untuk melakukan pendinginan dan memastikan tidak ada bara api lagi yang tersisa,” kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Ghofur, dalam keterangannya di Pekanbaru.
Jim Ghofur menjelaskan bahwa api karhutla di Gurun Panjang sudah berhasil dipadamkan, namun saat ini masih terdapat dua daerah lagi yang dilanda karhutla, yaitu Kabupaten Rokan Hilir dan Pelalawan.
Petugas masih berjuang untuk memadamkan api di Desa Teluk Bano, Kecamatan Bangko Pusako, dan di Desa Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir.
“Dalam satu kawasan itu api sudah menyebar di beberapa titik sehingga membutuh kerja keras untuk memadamkan. Apalagi lokasi karhutla sulit dijangkau dari darat sehingga heli ‘water boombing’ sudah dikerahkan juga ke lokasi untuk membantu pemadaman dari udara,” ujar Ghofur.
Kabid Kedaruratan BPBD Riau juga melaporkan adanya kasus karhutla di Kabupaten Pelalawan atau di Kuala Kampar. Petugas gabungan dan helikopter “water bombing” juga telah dikerahkan ke sana untuk memadamkan kebakaran.
Sebelumnya, Gubernur Riau, Syamsuar, mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar karena dapat menyebabkan karhutla. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan informasi tentang kemarau kering di daerah setempat yang diperkirakan akan berlangsung hingga September 2023.
“Riau masih mengalami musim kering hingga September 2023. Mari kita kelola lahan dengan bijaksana dan hindari pembakaran,” kata Syamsuar.
Ia juga menyatakan apresiasi karena penanganan kebakaran hutan dan lahan masih terkendali oleh Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Riau. Beberapa tahun terakhir, bencana kabut asap yang dulu sering terjadi di daerah yang memiliki julukan “Bumi Lancang Kuning” itu telah berhasil dikendalikan.
Artikel ini ditulis oleh: