Jakarta, Aktual.co — Makanan berlabel halal merupakan salah satu hal yang ternyata tak mudah diperoleh di supermarket dan toko-toko biasa di Norwegia. Karena itu, kejelian, pengetahuan dan ketelitian merupakan modal yang harus dimiliki setiap wisatawan Muslim agar dapat terhindar dari makanan yang dilarang oleh Islam.

Demikian dilansir Aktual.co dari Food Navigator Norwegian Food Safety Authority (FSA), dimana beberapa perusahaan berisiko kehilangan kredbilitas mereka.

“Setelah dilakukan audit tahunan, sebanyak 12 dari 40 bisnis membohongi publik dengan memberi label halal pada produknya, ” kata Stakset-Gundersen melaporkan.

Namun demikian, dengan semakin menyebarnya umat Islam ke seluruh penjuru Bumi. Boleh dikatakan, di Norwegia, sertifikasi makanan halal sudah mulai jadi semacam permintaan pasar yang mulai dipenuhi oleh produsen. Dan,  juga memberikan nilai tambah pada produk makanan.

Hanya saja, hal pertama yang perlu diingat oleh ‘Muslim Traveler’, ketika berada di Norwegia yang perlu dipahami, istilah produk bersertifikasi halal yang akan dibeli dapat dilihat di list ingredients-nya. Misalnya, produk yang punya judul bertuliskan ‘skinke’ (ham) atau ‘svine’ (swine) sudah pasti harus dihindari.

Sementara itu, jika di-list bahannya terdapat tulisan ‘smult’, sudah pasti produk tersebut menggunakan  lemak babi.

Belum lama ini, ada rumor yang menyebutkan, bagi Muslim yang menetap di Norwegia sempat dihebohkan dengan ditemukan daging babi yang ada dalam sejumlah produk olahan daging halal.

Namun demikian, hal ini tak perlu dirisaukan. Pasalnya, jika ‘Muslim Traveler’ berada di Norwegia, untuk mendapatkan makanan bersertifikasi halal tersebut. Anda cukup datang ke toko yang menjual makanan ‘halal’.

Di sana segala jenis makanan seperti daging ayam, sapi, kambing maupun daging giling bisa mudah diperoleh.

Artikel ini ditulis oleh: