Semarang, Aktual.co —Pewaris ‘dinasti’ pembuat lunpia akan perjuangkan panganan khas Kota Semarang, Jawa Tengah itu jadi warisan budaya nasional Indonesia.
Si pewaris dari generasi ke-5 dinasti lunpia Semarang, Meliani Sugiato, mengatakan upaya itu dilakukan menyusul langkah protes yang dilakukannya terhadap Pemerintah Malaysia di Kedubes Jakarta. Pasalnya, negeri jiran itu mengklaim lunpia jadi warisan budayanya.
Untuk itu, Meliani yang juga merupakan generasi ke-3 dari dinasti lunpia Mataram, bertekad agar lunpia tercatat sebagai warisan budaya tak berbenda ke badan dunia, UNESCO.
Wanita yang akrab disapa Cik Meme itu juga bakal membranding nama ‘Lunpia Delight’ sebagai makanan yang siap bersaing di tengah-tengah serbuan makanan luar.
“Karena Lunpia sebagai makanan harus sejajar dengan makanan dari luar negeri,” kata dia, saat ditemui di gerainya di Jalan Gajah Mada No.107, Semarang, Sabtu (21/3).
Ditegaskan dia, jajanan khas Semarang itu bukanlah makanan baru. Melainkan sudah ada sejak tahun 1870.
Pembuat Lunpia bahkan memiliki silsilah dinasti Lunpia Family di Semarang. Tutur Meme, generasi pertama dipelopori Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasi sebagai pasangan suami isteri yang berdagangan kue jajanan di pasar.
Setelah itu, lahir generasi kedua Lunpia Semarang yaitu Siem Gwan Sing dan Tjoa Po Nio pada tahun 1930. Lalu di tahun 1960, oleh ketiga puteranya lahirlah generasi lunpia ke-3. Pedagang lunpia yang paling menonjol di Kota Semarang, yaitu Lunpia Gang Lombok dipelopori Siem Swie Kiem, Siem Swie Hie sebagai pendiri Lunpia Pemuda Mbak Lien, serta puteri beliau Siem Hwa Nio sebagai perintis berdirinya Lunpia Mataram.
“Sampai sekarang ke tiga lunpia itu masih berdiri kokoh dan dikenal oleh masyarakat pencinta lunpia, baik yang berada di Semarang dan sekitarnya. Bahkan hingga wisatawan domestik maupun mancanegara,” cerita Cik Meme.

Artikel ini ditulis oleh: