Jakarta,Aktual.com – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) menduga ada keterlibatan aparat keamanan dalam kejadian pembakaran tempat ibadah di Tolikara, Papua, Jumat (17/7) kemarin.
Ketua PGLII Roni Mandang membeberkan, terjadinya pembakaran mushola, sejumlah kios dan rumah, dipicu oleh adanya tembakan dari aparat ke arah Jemaat DIGI.
Dimana, ketika itu para Jemaat menghampiri tempat pelaksanaan ibadah sholat ied untuk kemudian menghentikan ibadah.
“Ada beberapa saudara kita dari GIDI yang mendatangi saudara-saudara yang sedang solat ied, mereka berdialog dan berbicara. Namun, pada saat itu juga terdengar suara tembakan dan 12 orang angota GIDI roboh, satu meninggal, sebelas lainnya luka-luka. Situasi itu mengacaukan saudara-saudara dari GIDI, sehingga melakukan pembakaran,” tutur dia, Sabtu (18/7).
Dengan berbagai hal itu, ujar dia, dicurigai ada keterlibatan pihak aparat keamanan. Apalagi lokasi sholat Ied di halaman Koramil.
Tak hanya itu, Rony menyayangkan adanya tindakan represif dari pihak keamanan terhadap anggota DIGI yang sedang berdialog dengan umat Muslim yang melakukan sholat Id.
“Pendekatan yang tanpa dialog oleh aparat sangat disayangkan, karena itu adalah seakan-akan masalah ini sentimen agama. Ini persoalan lokal, dan harus diselesaikan secara lokal,” ujarnya dalam memberikan persepsi berbeda.
Ia pun mengatakan kejadian pembakaran terhadap warung yang kemudian mengahanguskan musholla tersebut tidak akan terjadi kalau tidak dipicu tembakan terhadap anggota DIGI.
“Sebenarnya, kalau tidak ada penembakan yang menyebabkan rubuhnya anggota DIGI, saya kira pembakaran tersebut tidak terjadi,” tukas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang