Jakarta, aktual.com – PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyatakan komitmen kesiapan melayani kebutuhan gas bumi nasional sesuai dengan perannya sebagai subholding gas Tanah Air. PGN juga siap mendukung kebijakan pemerintah terkait pemanfaatan gas untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) gas bumi dan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).

PGN siap mengemban tugas menjadi agregator gas bumi apabila DMO gas diberlakukan ke seluruh sektor secara efektif dan efisien.

Dengan konsep agregator yang mengintegrasikan pasokan di hulu dan infrastruktur hilir oleh subholding gas maka diharapkan penyaluran gas bumi ke pengguna akhir bisa lebih efektif, termasuk subsidi silang antar kawasan di wilayah Indonesia.

“DMO gas menjadi salah satu solusi untuk menjaga pertumbuhan industri nasional, yang tentunya dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder secara jangka panjang yaitu pemerintah dan investasi hulu yang menarik,” kata Direktur Utama PGN Gigih Prakoso dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (28/12).

Selain DMO gas untuk menjawab solusi pasokan gas yang berkelanjutan, PGN juga akan mengelola bisnis gas bumi secara terintegrasi pada jaringan gas konvesional termasuk nonpipa gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG) dan LNG.

PGN juga memandang utilisasi dari komitmen gas bumi untuk domestik masih perlu ditingkatkan, khususnya kebutuhan akan pertumbuhan infrastruktur gas yang lebih masif. PGN telah mengelola 96 persen infrastruktur gas bumi.

Memasuki 2020, PGN telah bersiap untuk mengembangkan infrastruktur gas secara masif baik di 2020 maupun dalam jangka pendek menengah. Pertama, PGN berupaya untuk meningkatan perluasan pembangunan jaringan transmisi Gresik-Semarang dengan panjang 272 km.

Sedangkan untuk pembangunan jaringan distribusi gas bumi, ditargetkan lebih dari 180 km, dengan rincian di Jawa ± 60 km dan di Sumatera ± 120 km. Target tersebut akan semakin mendekatkan visi menyatukan infrastruktur pipa trans Sumatera dan Jawa.

“Jawa Timur menjadi salah satu concern PGN. Agar bisa memberikan dampak yang makin massif, pemanfaatan gas melalui layanan yang terintegrasi, PGN akan mengembangkan terminal LNG Teluk Lamong dengan kapasitas 40 BBTUD. Termasuk bisnis LNG filling di Teluk Lamong dengan kapasitas 10 BBUTD untuk wilayah baru yang belum terjangkau infrastruktur pipa di sejumlah kota di Jawa Timur Bagian Selatan, Barat, dan Timur,” ungkap Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama.

PGN juga akan melaksanakan pembangunan Jargas Rumah Tangga, dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak 266.070 sambungan di 49 Kabupaten/Kota. Pembangunan ini ditargetkan dapat memberikan efisiensi untuk pelanggan rumah tangga, mengurangi beban subsidi, dan mengurangi impor LPG sekitar 0.24 Juta ton.

Rachmat mengatakan PGN akan membangun jaringan gas mandiri (nonAPBN) di 16 Kabupaten/ Kota sebanyak 633.930 sambungan rumah tangga (SR), dengan rincian pada tahun 2020 sebanyak 50 ribu SR dan sisanya 583.930 SR akan dikembangkan pada tahun 2021.

Selain itu program 2020 akan dilakukan gasifikasi Kilang Pertamina. Terutama untuk Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan dengan volume 47 Bbtud sehingga dapat mengefisiensi bahan bakar kilang Pertamina dan produk turunannya.

“Yang sudah dilakukan 2019 yaitu Kilang Balongan. Sekarang sudah menggunakan gas, pipa PGN dan Pertagas telah disinkronkan sehingga bisa menyalurkan gas sekitar 20 Bbtud,” ungkap Rachmat.

Lebih lanjut, Rachmat menambahkan, program-program pengembangan infrastruktur ini akan memberikan benefit berupa kehandalan kapasitas infrastruktur LNG dan gas pipa domestik, mendorong tambahan peningkatan utilisasi gas bumi domestik sampai dengan 130 Billion British Thermal Unit per Day (BBUTD) atau setara dengan 23 ribu barel minyak ekuivalen per haru (BOEPD), serta meningkatkan kemampuan PGN di pasar internasional sebagai pemain global.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin