Batam, aktual.com – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyiapkan gas terkompresi (compressed natural gas/CNG) sebagai antisipasi menopang kebutuhan pelanggan saat terjadi gangguan distribusi dalam waktu yang cukup lama.

“Kalau aliran gas mati cukup lama dan satu kawasan tersebut sangat membutuhkan aliran gas untuk produksi, maka kita bawa gas CNG untuk digunakan sementara sesuai kebutuhan mereka,” kata Sales Area Head  PGN Batam Wendi Purwanto di Batam, Kepulauan Riau, ditulis Jumat (2/8).

Gas CNG, kata dia, hanya disediakan untuk gangguan yang terjadi di atas 24 jam kepada pelanggan usaha komersial dengan produksi tinggi.

Meski begitu, ia optimistis, gangguan distribusi gas relatif jarang terjadi.

Ia mengatakan, terdapat dua macam gangguan yang mungkin dialami jaringan gas PGN ke pelanggan yaitu terencana dan tak terencana.

Ketika gangguan tersebut terencana seperti perawatan pipa gas, PGN akan memberikan informasi kepada pelanggan sebelumnya.

Setiap ada gangguan, PGN selalu memprediksi waktu perbaikan dan menjadikan patokan waktu penyelesaian terlama.

Namun, menurut Wendi, perbaikan selalu selesai kurang dari waktu yang diinformasikan ke pelanggan.

“Kami biasanya ambil waktu terburuk, tapi biasanya ketika kami bilang selesai waktu perbaikan 8 jam, justru sudah selesai 6 jam. Makanya belum pernah ada pelanggan yang mengajukan peminjaman gas CNG, karena gas CNG inikan butuh waktu pengisian. Ketika dalam pengisian kadang perbaikan sudah selesai,” kata dia.

Hal itu juga diakui pelanggan PGN yang mengelola Warung Makan Sunda Bu Joko Nagoya, Rika Hardiyanti.

Ia mengatakan selama dua tahun pemakaian, hampir tidak pernah memiliki keluhan terhadap pelayanan PGN.

“Kami jarang menelpon, paling mereka yang menghubungi karena ada gangguan penyaluran gas, ada gangguan cuma dua kali saja sejak pertama kali pasang,” kata dia.

Dua rumah makan yang dikelolanya sudah menggunakan gas PGN.

Menurut dia, pengeluaran bahan bakar rumah makannya sudah menghemat jutaan rupiah tiap bulan, semenjak menggunakan gas PGN.

“Semenjak berganti ke PGN, lebih ringan jadi enggak usah beli gas. Kami bisa menghemat 30 persen pengeluaran bahan bakar. Kalau sebelumnya per hari bisa sampai Rp800 ribu, kadang Rp600 ribu. Sekarang per bulan kami bisa menghemat Rp5 juta lebih,” kata dia.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin