10 Kali Lipat Dari Anggaran Desa
Lebih lanjut, ia pun membandingkan total beban utang dengan anggaran kesehatan dan dana desa dalam APBN. Dibanding dengan total beban utang, anggaran kesehatan sebesar Rp 111 triliun dan anggaran dana desa yang mencapai Rp 60 triliun, tentu sangat kecil.
“Artinya Anggaran untuk Membayar Utang 6 Kali Lipat lebih besar dari Anggaran Kesehatan. Anggaran membayar utang juga 10 Kali Lipat lebih besar dari Dana Desa,” tandasnya.
Tidak berhenti di situ, Zulhas juga menyerang Sri Mulyani yang kerap berdalih jika besarnya utang saat ini merupakan warisan masa lalu.
Sri Mulyani bahkan mengungkit posisi Menteri Kehutanan yang dijabat Zulhas sebagai salah satu faktor penambah jumlah utang pada masa itu.
“Saya rasa, Ibu Sri Mulyani LUPA bahwa Ibu adalah juga Menteri Keuangan di periode Pak SBY. Sekali lagi, MENTERI KEUANGAN,” tegas Zulhas.
Menurutnya, posisi Menteri Kehutanan bukanlah posisi yang memiliki kewenangan dalam mengambil kebijakan terkait utang pemerintah.
“Tapi Ibu Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan jelas punya kewenangan memutuskan berapa banyak kita berhutang & berapa bunganya,” tambah Zulhas.
“Kenapa sekarang malah sibuk salahkan periode sebelumnya?” sambungnya.
Masih dalam cuitannya, Zulhas menerangkan jika pidatonya yang diucapkan pada 16 Agustus lalu merupakan salah satu tugas sebagai Ketua MPR sebagaimana yang diamanatkan Konstitusi, yaitu menyerap aspirasi rakyat dan menyampaikannya kepada pemerintah.
Namun, ia membantah tudingan yang menyebut pidatonya hanya berisi kritikan kepada pemerintah.
“Perlu dicatat bahwa dalam Sidang Tahunan 16 Agustus lalu selain mengingatkan pemerintah, Saya juga sampaikan apresiasi pada Presiden Jokowi & Wapres JK yang saya dukung atas capaian – capaiannya,” paparnya.
“Kritik & Apresiasi adalah sesuatu yang biasa dalam demokrasi,” ujarnya mengakhiri cuitan.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan