Jakarta, Aktual.com — Meski tragedi ledakan tabung gas pengobatan hiperbarik di Rumah Sakit Mintohardjo telah hampir dua bulan, namun pihak keluarga masih belum melupakan tragedi yang merenggut Edi Suwardi Suryaningrat dan anaknya, Dimas Qadar Radityo tersebut.

Istri korban, Susilowati Mochtar selain mengungkapkan kesedihannya ia juga turut mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak rumah sakit yang hingga hari ini tak juga memberikan pernyataan maaf kepada keluarganya.

“Saya sakit hati dengan sikap rumah sakit. Jangankan bertemu, menelpon pun tidak,” kata Susi saat menyampaikan keterangan persnya di Gedung Komnas HAM, Jalan Latuhary, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (9/5).

Sambil menangis, Susi menuturkan kekecewaannya terhadap pihak rumah sakit, padahal, suaminya kerap berobat di sana untuk mengobati sakit di telinganya.

Ia juga bercerita, bahwa dirinya pernah dipukul serta diusir oleh petugas rumah sakit tersebut saat akan melihat jasad suami dan anaknya.

“Saya datang sama anak saya yang satu lagi mau lihat jenazah mereka, tapi anak saya malah ditendang-tendangin, saya juga diusir, ini RS milik pemerintah kok malah begini?” heran dia.

Lanjut Susi, ia pun menyesalkan pihak TNI AL yang dinilai tidak bertanggung jawab. Sore hari pasca kejadian, pihak TNI AL sama sekali tidak mengurus keperluan jenazah.

“Jasad keluarga saya dianggap seperti binatang. Padahal saya sudah membesarkan anak saya hingga menjadi dokter seperti ini,” ungkap dia.

“Bahkan mereka tak mengiringi mayat suami saya hingga proses pemakaman,” sambungnya.

Karenanya, ia berharap kepada Komnas HAM untuk bisa mengusut tuntas kasus ledakan tersebut yang terkesan ditutup-tutupi.

“Saya hanya mau tau penyebab para korban meninggal.‎ Keluarga saya berangkat rumah sakit dalam keadaan sehat, namun pas pulang sudah menjadi abu,” ucapnya histeris.

“Masa depan keluarga saya hancur gara-gara Mintohardjo. Saya sumpahin mereka yang menghabisi nyawa keluarga saya,” pungkasnya.

Sementara itu, istri alamrhum Irjen Purn Abubakar Nataprawira, Try Murni menekankan, dalam waktu dekat dirinya akan menggugat pihak RS Mintohardjo ke peradilan perdata. Bahkan, ia mengatakan jika ia sudah tahu siapa yang harus bertanggung jawab atas tragedi itu.

“Saya sudah tau siapa yang bertanggungjawab disini. Namun itu semua akan saya buka di pengadilan,” ujarnya.

“Kami meminta kesungguhan dari penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini. Karena selama ini, kami tak melihat keseriusan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan