Jakarta, Aktual.com —Meski pagelaran akbar Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 masih menyisakan satu tahun lagi, namun serunya pertarungan politik telah dimulai sebelum masa penjaring bakal calon dari masing-masing partai.
Pengamat politik, Boni Hargens mengatakan peta politik Pilgub DKI Jakarta 2017 tergantung pada sikap PDIP. Hal tersebut menurutnya bahwa partai berlambang banteng tersebut merupakan partai pemenang pemilu sehingga calon yang diusungnya berpeluang mengubah konstelasi politik di Jakarta.
“Yang paling menentukan adalah PDIP sebagai partai pemenang pemilu. Apa mereka bisa munculkan calon yang bisa menandingi Ahok ? Selain Ahok elektabilitasnya masih di bawah 10 persen,” ujar Boni di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Selasa (10/5)
Menurut Boni, meskipun PDIP memiliki beberapa kader yang berpotensi mengalahkan Ahok, seperti Ganjar Pranowo yang menjadi Gubernur Jawa Tengah serta Tri Rismaharini yang menjabat Walikota Surabaya, namun PDIP sendiri belum menentukan sikap akan mengusung siapa. Terlebih, dua sosok tersebut masih betah untuk menghabisi sisa jabatannya.
“Ganjar dicintai sebagai Gubernur Jawa Tengah, juga Risma yang dicintai sebagai Walikota Surabaya,” katanya.
Lanjut Boni, meskipun Ahok sudah menyatakan akan maju menggunakan jalur independen, PDIP sendiri belum tertutup peluang untuk mengusung Ahok. Hal itu ia dasarkan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri tidak akan secara personal mengambil kebijakan partai meskipun saat ini PDIP dan Ahok tengah bersitegang oleh soal deparpolisasi.
“Ibu Mega tidak punya persoalan pribadi dengan Ahok. Tidak jadi kesimpulan PDIP akan tolak dukung Ahok,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid