Jakarta, Aktual.com – Pilihan calon Gubernur DKI incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk menggunakan kendaraan partai pada Pilkada DKI 2017, dengan sendirinya berdampak pada menipisnya harapan untuk mewujudkan hal ideal dalam politik.

Bangsa Indonesia membutuhkan contoh pemimpin yang kalkulasi politiknya tak hanya sekedar menang atau kalah, namun memberi komitmen, cita-cita ideal politk dan keteladanan pada konsistensi.

“Di wilayah inilah, pilihan Ahok akhirnya melalui jalur parpol, merupakan pilihan tidak bijak dan tidak tepat,” ucap Direktur LIMA, Ray Rangkuti, Kamis (28/7).

Dia menambahkan, konsisten di jalur independen merupakan langkah ideal. Politik tak semata kalkulasi pragmatis,melainkan bicara soal etika dan cita-cita ideal.

Artikel ini ditulis oleh: