Menurut dia, kejadian serupa tidak boleh lagi terjadi di Indonesia. Mengutip Samuel P Huntington dalam “The Clash of Civilitation”, Hendri mengatakan pertumbuhan antara budaya dan agama sangat berbahaya bagi suatu negara.
“Kita bersyukur hal-hal negatif itu tidak sampai terjadi. Ini pelajaran bagi kita, bangsa Indonesia, dalam bernegara dan berpolitik,” kata dia.
Pelajaran lain dari Pilkada adalah perlunya keadilan ditegakkan. Menurut Hendri, salah satu penyebab Pilkada Jakarta menjadi “panas” adalah ada beberapa kelompok masyarakat yang merasa ada ketidakadilan terkait dengan kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok.
“Menurut saya ini tidak hanya faktor agama, tapi ada faktor ketidakadilan di situ yang belum terselesaikan,” tukas Hendri.
Hendri menilai apa yang terjadi selama Pilkada Jakarta tidak akan terjadi bila program revolusi mental berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak memberikan kepercayaan penuh pada program revolusi mental Presiden Joko Widodo dan memperingatkan kementerian yang bertanggung jawab untuk bekerja lebih keras lagi.
“Tujuannya agar masyarakat Indonesia tidak berdiri di atas kebhinnekaannya, tapi berdiri di atas tunggal ikanya,” kata Hendri.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: