Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti (tengah) menjawab pertanyaan wartawan seusai bertemu Presiden Joko Widodo untuk melaporkan mutasi perwira tinggi (pati) Polri di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/9). Kapolri memastikan mutasi sejumlah perwira tinggi Polri termasuk Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol Budi Waseso yang akan bertugas di Badan Narkotika Nasional (BNN) menggantikan Komjen Anang Iskandar. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/nz/15

Surabaya, Aktual.com — Kapolri Badrodin Haiti memastikan bahwa beberapa daerah di pilkada Jawa Timur, masih terbilang rawan konflik.

“Kalau Jawa Timur masih terbilang rawan konflik. Berdasarkan catatan masa lalu, ada beberapa tempat yang pernah menjadi konflik. Seperti di 19 daerah yang ada, Mojokerto dan Tuban patut kita waspadai,” ujar Badrodin, di Surabaya, Rabu (23/9).

Badrodin Haiti merincikan, kerawanan yang berpotensi rusuh adalah kerawanan yang meliputi isu-isu politik, diantaranya konflik massa antara pendukung pasangan calon (paslon), sabotase dan sebagainya.

Beberapa contoh yang sudah terjadi seperti pergerakan massa aksi. Kemudian, adanya unjuk rasa selama empat kali di Sidoarjo, Surabaya dan Situbondo. Lalu disusul dengan penganiayaan bakal calon di Lamongan, pelemparan Ketua KPUD di Banyuwangi, spanduk provokatif di Pacitan, intimidasi Komisioner Panwaslu dan lain sebagainya.

Namun, lanjutnya, ancaman terbesar adalah kerusuhan yang tidak terkait dengan pilkada, tetapi mencari waktu pada momen pilkada.

“Nah, ancaman ini yang patut kita waspadai. Isu-isu yang tidak ada kaitannya dengan pilkada bisa jadi tindakan seperti teroris,” lanjutnya.

Dengan demikian, kapolri berharap agar polda dan polres tetap waspada, dan segera menuntaskan kasus-kasus terkait yang sedang berproses agar tidak memicu konflik berkepanjangan.

Artikel ini ditulis oleh: