Jakarta, Aktual.com — Momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak hari ini, Rabu (9/12), dilaksanakan untuk pertama kalinya. Pilkada berlangsung serentak secara nasional yang diikuti kurang lebih 264 wilayah yang tersebar di wilayah provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Meski pelaksanaan Pilkada kali ini merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan Pilkada serentak sepenuhnya pada tahun 2027, Ketua DPR RI Setya Novanto menilai Pilkada Serentak ini telah membuktikan sebentuk kesadaran dan kedewasaan seluruh komponen bangsa dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis.
Menurutnya, masyarakat Indonesia telah menyadari sepenuhnya bahwa pelaksanaan Pilkada tidak sekedar diselenggarakan sebagai implementasi demokrasi prosedural. Namun lebih dari itu, masyarakat semakin memahami bahwa demokrasi juga membutuhkan efektivitas dan efesiensi dalam meraih tujuan dan cita-citanya.
“Karena itulah, saya mengapresiasi kesepakatan seluruh stakeholder yang berkepentingan dengan pencapaian cita-cita tersebut, yang salah satunya ditunjukkan dengan pelaksanaan Pilakada secara serentak,” ujar Novanto dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (9/12).
Novanto berharap masyarakat dapat mengimplementasikan dengan sungguh-sungguh amanat kedaulatan rakyat melalui Pilkada. Agar kedaulatan rakyat tersebut tidak terkebiri oleh hiruk-pikuk pelaksanaan Pilkada dengan energi dan biaya yang tinggi yang justru terkesan menyisakan persoalan sosial dan politik yang kompleks.
Politisi Golkar ini mengatakan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas UU Nomor 1 tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi UU, merupakan UU baru yang akan mewariskan sejarah baru bagi masa depan.
Ia berharap sejarah akan mengantar tahapan Pilkada serentak gelombang pertama pada 2015, dilanjutkan pilkada serentak gelombang kedua pada Februari 2017 di 99 daerah, gelombang ketiga pada Juni 2018 di 171 daerah. Kemudian akan dilaksanakan masing-masing satu gelombang lagi sampai menuju pilkada serentak nasional 2027.
“Saya berharap ini adalah awal baik dari niat kita untuk memperbaiki sistem politik berbangsa dan bernegara. Pilkada adalah salah satu wadah pengejawantahan kedaulatan rakyat untuk menentukan pemimpin-pemimpin masa depan. Para pemimpin yang akan memberi terang bagi kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik,” tambahnya.
“Saya juga berharap kepada seluruh kontestan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Demokrasi telah menyediakan ruang bagi yang menang maupun yang kalah. Karena itu, kemenangan dan kekalahan adalah keniscayaan yang harus diterima sebagai konsekuensi dari kontestasi,” ungkapnya.
Menurutnya, kontestasi yang berlangsung jujur, adil dan berkualitas akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang juga akan mengedepankan kejujuran dan keadilan. Sebaliknya, kata dia, kontestasi yang dilandasi oleh kecurangan dan ketidakjujuran hanya akan merekayasa dan memanipulasi kehendak rakyat yang sesungguhnya.
“Sehingga kekuasaannya pun akan senantiasa tersandera oleh kebohongan di masa-masa yang akan datang,” katanya.
Dengan demikian, Novanto mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang telah memiliki hak untuk memilih, agar memanfaatkan hak tersebut dengan sebaik-baiknya.
“Karena dengan pemanfaatan hak tersebut, kita dapat menagih janji-janji yang merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh kekuasaan itu sendiri.
Semoga tahap awal menuju desain ideal pemilhan serentak 2027 ini mampu kita lewati dengan baik. Tentu saja dengan bantuan seluruh masyarakat Indonesia yang menjalankan hak pilihnya. Semakin tinggi kualitas Pilkada Serentak kali, akan semakin menjamin kualitas kehidupan bangsa dan negara di masa yang akan datang,” tutup Novanto.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan