Sebelum itu, Tim BeGiTu ACT juga telah melakukan penimbangan ulang di hampir 27 Posyandu Kecamatan Sembalun. Dari sana, tim menemukan data sebanyak 110 anak dengan kisaran usia 1-4 tahun yang menderita malnutrisi, baik berstatus gizi buruk maupun gizi kurang.
“Jumlah 110 orang yang terdata itu tidak bisa dianggap sepele, itu cukup besar untuk sebuah kecamatan. Maka melalui Program BeGiTu, ACT ingin membantu sekaligus mengajak berbagai pihak untuk membuat komitmen dalam mengurangi kasus malnutrisi yang terus merebak, khususnya di Sembalun,” katanya.
Sementara itu, Dr Muhammad Riedha Bambang selaku Penanggung Jawab Program BeGiTu ACT menuturkan, ACT berencana mematenkan program tersebut untuk mendukung pemulihan Lombok pada pertengahan Desember mendatang.
Adapun tiga agenda yang menjadi fokus utama, yaitu pelayanan kesehatan, edukasi, sekaligus pelatihan langsung dalam mengolah makanan bergizi dengan hasil pertanian dan peternakan lokal.
“Semoga dengan adanya program BeGiTu, masyarakat bisa secara mandiri menopang kebutuhan gizi keluarganya, terutama anak-anak. Sebab sesungguhnya kebutuhan gizi juga perlu dipenuhi jauh sebelum seorang ibu mengandung anaknya,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara