Jakarta, Aktual.com — Upaya China menahan pelemahan bursa saham pada bulan lalu mengakibatkan lonjakan pinjaman pada institusi keuangan, sehingga kucuran kredit di sektor riil menyusut.
Seperti dilansir Bloomberg, Rabu (12/8) berdasarkan data bank sentral China, pendanaan agregat dilaporkan turun 718,8 miliar yuan selama Juli dari posisi 1,86 triliun sebagaimana dilaporkan sebelumnya pada Juni.
Angka itu berada di bawah perkiraan para ekonom sebesar 1 triliun yuan. Sedangkan pinjaman yuan yang baru naik hingga 1,48 triliun yuan atau hampir dua kali lipat perkiraan para ekonom.
Spread negatif antara kedua kebijakan kredit itu termasuk kejadian langka. Sedangkan gap selama Juli termasuk yang paling lebar.
Penurunan pinjaman terhadap ekonomi riil, menyusul laporan yang menunjukkan bahwa deflasi factory-gate yang kian dalam di tengah penurunan laju ekspor, telah menambah tekanan untuk mendorong stimulus di negara dengan kekuatan ekonomi terkuat kedua di dunia itu.
Pada saat yang sama para pembuat kebijakan menurunkan bunga referensi nilai tukar.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka