Jakarta, Aktual.com – Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Mohammad Reza Hafiz memperkirakan pinjaman PT PLN (Persero) sebesar Rp32 triliun kepada Bank BUMN yaitu BRI, Bank Mandiri, dan Bank BNI akan memberikan dampak likuiditas pada bank BUMN itu.

Reza Hafiz melihat dari aspek finansial, langkah yang ditempuh merupakan jalan alternatif sebagai mitigasi resiko bagi PLN dibanding resiko yang berasal dari pinjaman bank swasta khususnya swasta luar negeri seperti exim bank China, dan bank of China.

“Namun demikian, hal itu juga jangan sampai memberi resiko pada Bank BUMN itu sendiri. ketika PLN tidak dapat membayar penjaminan sehingga pemerintah harus mengeluarkan duit dari kas negara yang sedang seret seperti sekarang, maka dapat mengganggu likuiditas bank BUMN kita,” kata Reza kepada Aktual.com, Sabtu (10/9).

Yang pasti tambahnya, berkemungkinan ada tekanan dari Menteri BUMN, Rini Soemarno kepada bank BRI, BNI, dan Mandiri untuk membantu PLN. Dengan alasan adanya PMK, bank BUMN merasa tidak risau meski tahu resikonya besar.

Sebelumnya Dirut PLN Sofyan Basir mengutarakan kredit dari tiga Perbankan Sindikasi BUMN ini akan digunakan untuk mendanai proyek investasi pembangkit, transmisi, distribusi dan sarana.

“Dengan perjanjian ini, diharapkan proses pembangunan pembangkit, transmisi, distribusi dan sarana penunjangnya dapat dipercepat, terutama untuk mendukung program 35.000 MW dalam lima tahun ke depan,” tegas Sofyan.

Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno mendukung komitmen perbankan BUMN untuk memberikan pinjaman modal kerja dan investasi kepada PLN.

“Ini bagian dari sinergi BUMN yang selalu saya tekankan, bagaimana semua perusahaan milik negara melakukan kerja sama agar tercipta efisiensi,” kata Rini.

PLN tambahnya, punya tanggungjawab yang demikian berat dalam membangun jaringan kelistrikan seluruh Indonesia.

“Dengan sinergi berbagai persoalan satu per satau dapat diatasi. Diharapkan dengan kerja sama ini target elektrifikasi di Indonesia dapat terlaksana,” tandasnya.

(Laporan: Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka