Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta belum memastikan jumlah kerugian akibat pipa bocor di Kabupaten Cilacap.
“Sampai saat ini kami masih menghitung volume premium yang keluar dari kejadian kebocoran pipa ini,” kata Officer Communication and Relations Jawa Bagian Tengah Muslim Dharmawan di Semarang, Selasa (7/3).
Dia mengakui pascakebocoran pipa tersebut, tidak sedikit warga yang berbondong-bondong untuk datang dan mengambil bahan bakar minyak premium yang menyembur ke atas. Meski demikian, setelah pihak Pertamina mengetahui langsung dilakukan pemblokiran dengan memasang garis polisi di sekeliling lokasi kebocoran pipa. Dia menegaskan langkah pemblokiran juga dilakukan untuk memastikan keselamatan masyarakat.
“Sebagian dari mereka tidak mengerti, kalau ini ada percikan api saja biasanya langsung menyambar. Ini kan premium, uapnya cukup banyak,” katanya.
Muslim mengatakan pada Senin (6/3) pipa milik Pertamina di kilometer 67 tepatnya di Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, mengalami kebocoran.
“Awalnya diketahui oleh petugas penjaga perlintasan kereta api pada pukul 14.00 WIB, kemudian mulailah terdengar oleh masyarakat dan mereka menampung kebocoran,” katanya.
Selanjutnya pada pukul 18.00 WIB kebocoran dapat diatasi. Sebagai tindak lanjut, pada Selasa pukul 04.00 WIB dilakukan penggalian pipa.
Sementara itu, pihaknya memastikan kejadian kebocoran pipa ini tidak mengganggu pasokan premium Pertamina ke wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya.
“Terdapat 2 jalur pipa di area tersebut yaitu CB 1 dan CB 2, keduanya merupakan pipa yang berfungsi mentransfer BBM dari Cilacap menuju Bandung dan sekitarnya, termasuk Tasikmalaya. Kebocoran ini terjadi di CB I, jadi kami masih ada CB 2 untuk transfer BBM,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka