Santri Raudhatul Ihsan ikuti rangkaian acara memperingati Haul Quthbul Aqthab wa Kahfu Amnith Thullab Al-Imam As-Sayyid Syekh Abu alHasan Ali Asy-Syadzili RodhiyaAllahu Anhu Ke-786, yang digelar secara virtual, Sabtu (26/6). Meningkatnya kurva Covid-19 disejumlah wilayah di Indonesia, menjadi alasan utama Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation sebagai penyelenggara membatasi jamaah yang hadir. Penerapan standar protokol kesehatan (protkes) juga menjadi kewajiban yang harus dilakukan bagi ikhwah toriqoh yang hadir.
Santri Raudhatul Ihsan ikuti rangkaian acara memperingati Haul Quthbul Aqthab wa Kahfu Amnith Thullab Al-Imam As-Sayyid Syekh Abu alHasan Ali Asy-Syadzili RodhiyaAllahu Anhu Ke-786, yang digelar secara virtual, Sabtu (26/6). Meningkatnya kurva Covid-19 disejumlah wilayah di Indonesia, menjadi alasan utama Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation sebagai penyelenggara membatasi jamaah yang hadir. Penerapan standar protokol kesehatan (protkes) juga menjadi kewajiban yang harus dilakukan bagi ikhwah toriqoh yang hadir.

Jakarta, Aktual.com – Ketua DPP PKB Daniel Johan menilai peringatan Hari Santri 22 Oktober menjadi momentum pemerintah merealisasikan dana abadi pesantren yang diatur dalam UU nomor 18/2019 tentang Pesantren dan Peraturan Presiden No. 82/2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren.

Dia mengatakan, PKB sebagai pencetus dan ‘lokomotif’ di parlemen atas dibuatnya peraturan tersebut, mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo yang telah memberikan perhatian terhadap pesantren dan santri.

“Peraturan tersebut adalah warisan yang akan menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Karena itu PKB meminta agar alokasi dana abadi pesantren dapat segera direalisasikan,” kata Daniel di Jakarta, Jumat (22/10).

Menurut dia, dana abadi pesantren sangat penting agar pesantren dapat terus dan semakin fokus melahirkan generasi-generasi berkualitas bangsa.

Dia menilai sudah banyak pejuang negeri lahir dari kalangan pesantren termasuk yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional antara lain KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim.

“Termasuk sosok Gus Dur (Abdurrahman Wahid) yang dikenal sebagai Bapak Bangsa yang dicintai seluruh golongan rakyat Indonesia dari berbagai suku, ras, maupun agama,” ujarnya.

Anggota Komisi IV DPR RI itu menilai masyarakat pesantren memiliki tradisi yang kuat dalam berpikir, bertindak, dan bersikap dalam kehidupan bermasyarakat serta berbangsa.

Karena itu dia berharap agar dana abadi pesantren segera direalisasikan karena pesantren terus berupaya agar tidak terjadi “lost generation” akibat pandemi COVID-19.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Andy Abdul Hamid