Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan tanggapan terkait protes pemerintah Cina atas penembakan kapal nelayannya di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (21/6). Susi menyatakan tembakan peringatan oleh TNI AL terhadap kapal nelayan Cina pada 17 Juni 2016 tersebut sudah sesuai Standar Operasional Prosedur karena kapal Cina telah melanggar perbatasan di perairan Natuna. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Dipertahankannya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di kabinet kerja dinilai akan merugikan Presiden Joko Widodo.

Sebab, kegagalan pemerintahan Jokowi selama ini terletak di bidang perikanan. Hal itu terlihat dengan terbukanya kran impor ikan serta peraturan KKP yang malah menjerat leher nelayan nasional.

“Saya enggak bisa bayangkan poros maritim berhasil kalau perikanan kelautan dipertahankan seperti ini. Karena kekuatan perikanan kita sudah hancur dilakukan sistematis. Mulai hulu, dari ikan tangkap budidaya. Sekarang mulai ke hilir, industru Muara Baru indikasi dihilangkan,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan di Jakarta, Senin (1/8).

Karenanya, lanjut dia, satu-satunya yang bisa menjadi harapan adalah koordinasi apik dari Menko Maritim dan Sumber Daya yang baru yakni Luhut Binsar Pandjaitan.

Daniel berharap Menko Maritim Luhut Pandjaitan bisa melakukan terobosan di dunia kemaritiman, khususnya bidang perikanan. Itu pun menjadi harapan bagi para stakeholder yang berkecimpung di bidang kelautan.

“Itu harapan terdalam. Sisa asa yang masih ada oleh seluruh stakeholder yang ada. Mereka harap bisa ada terobosan. Semoga Luhut bisa jadi jalan keluar. Ini suara dunia perikanan bukan saya,” tegas Politikus PKB itu.

 

Laporan: Nailin

Artikel ini ditulis oleh: