Jakarta, Aktual.co — Keluh kesah dan protes pedagang Pekan Raya Jakarta (PRJ) Senayan 2015, yang notabene Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mewarnai sepi dan gelap gulitanya PRJ Senayan akibat listrik padam pada Rabu malam, 3 Juni 2015. Mereka berdemo dan orasi di panggung utama PRJ Senayan 2015 mengungkapkan rasa kecewa. Mereka mengancam melaporkan Panitia ke Polisi jika tidak bertanggungjawab.
“Panitia PRJ merupakan korban tak harmonisnya Gubernur Ahok dan Wagub Djarot dalam PRJ Senayan 2015. PKL dan UKM merupakan warga negara RI yang miliki hak yang sama dan tidak terima diperlakukam seperti ini. Bukan hanya sepi dan rugi besar, namun listrik padam dan dituding tidak berizin itu sakit sekali,” ujar Ketua Umum DPP APKLI Ali Mahsun dalam keteranga yang diterima Aktual, Kamis (4/6).
Menurutnya, kekecewaan pedagang PRJ Senayan 2015 adalah sangat wajar. Mereka rugi besar karena sepi pengunjung, ditambah lagi listrik mati yang membuat PRJ Senayan 2015 gelap gulita. Mereka merasa tak diperlakukan secara manusiawi. Bahkan merasa seperti ayam kehilangan induk akibat tudingan Gubernur AHOK bahwa PRJ Senayan 2015 tidak berizin atau PRJ LIAR.
“PKL dan UKM jadi korban sadisme kepemimpinan AHOK yang memilih berbulan madu dengan PRJ Kemayoran, pergumulan pengusaha besar atau korporasi multinasional, abaikan bahkan membunuh PKL dan UKM PRJ Senayan,” ujar Ali.
Dikatakannya, Ahok sudah tak etis bahkan menteror pedagang dan masyarakat bahwa PRJ Senayan 2015 tidak berizin dan Wagub Djarot lakukan kesalahan. Kehadiran Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sekaligus membuka PRJ Senayan 2015 tidak boleh di veto begitu saja oleh AHOK. Hal ini sesuai dengan Undang-undang bahwa Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat adalah bagian dari Kepemimpinan Pemprov DKI Jakarta.
“Apa yang dialami pedagang PRJ Senayan 2015 bukti Ahok bukan pemimpin melainkan penjajah, Kepala kongsi korporasi multinasional,” pungkas Ali.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka