Jakarta, Aktual.com – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta semua pihak untuk menghentikan tindakan yang mengarah pada penghinaan terhadap ulama. Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini menyatakan, semua pihak, harus saling mengendalikan diri dan menghormati serta menghindari tindakan-tindakan yang dapat menjadi embrio dari disintegrasi bangsa Indonesia.
Terlebih ulama merupakan tokoh dan pemimpin agama Islam, sehingga tidak elok jika seorang pemuka agama menjadi bahan olok-olok masyarakat.
“PKS tidak ikhlas kalau ada ulama kita dihina atau ada santri yang dimarjinalkan karena mereka adalah telah berjuang dan diwariskan di negeri ini. Maka kita semua harus merawat negeri ini dari ancaman-ancaman yang bisa menghancurkan negeri yang kita cintai,” ujar Jazuli dalam acara halal bihalal PKS dengan sejumlah ormas Islam yang diadakan di komplek DPR, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (25/7).
Jazuli sendiri tidak merinci secara jelas, ulama mana yang menjadi bahan olokan masyarakat. Namun, dalam beberapa bulan ini, Habib Rizieq merupakan ulama yang menjadi ulama yang paling ramai dibicarakan publik terkait kriminalisasi kasus chat bernada mesum dan keberadaannya di Timur Tengah.
Jazuli pun mengingatkan masyarakat tentang kontribusi ulama sejak era awal kemerdekaan, yang menurutnya begitu besar dan tidak dapat dibandingkan dengan pejuang dari kelompok mana pun. Tanpa mengurangi rasa hormatnya kepada pejuang yang lain, ia sedikit merinci peran ulama dalam masa revolusi.
“Kita tidak menafikan peran saudara kita dari tokoh agama lain. Tapi yang paling besar memberikan kontribusi di negeri ini adalah ulama yang besar,” ucap Jazuli.
“Dengan seluruh perbedaan yang ada, kami, Fraksi PKS, perbedaan itu dikemas kebersamaan demi kekuatan bangsa dan negara yang kita cintai. Negeri ini diwariskan para ulama dan santri kita. Jenderal Sudirman adalah kiai besar dan banyak pejuang di negeri ini mereka adalah para tokoh agama,” imbuhnya.
Dalam acara ini, hadir juga Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri. Selain itu, Jazuli menyebut acara itu sekaligus untuk menyerap aspirasi ormas Islam mengenai Perppu Ormas serta tentang revisi Undang-Undang (UU) Pemberantasan Terorisme.
“Bapak-Ibu yang mau menyampaikan, khususnya terkait RUU yang dibahas di DPR, kami siap menjadi aspirasi dan memperjuangkannya agar menjadi regulasi yang berlaku di Indonesia ini demi kokohnya NKRI dan terwujudnya bangsa yang adil dan sejahtera,” tutur Jazuli.
(Teuku Wildan A)
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Eka