Jakarta, Aktual.com – Politikus PKS Mahfuz Siddiq mengingatkan agar Indonesia tidak terperangkap pada konflik yang bersifat SARA. Hal itu menanggapi konflik yang terjadi di Kota Tanjungbalai antara etnis Budha China dengan umat muslim. Konflik yang terjadi dari seorang etnis Tianghoa atas volume azan yang dikumandangkan di salah satu masjid.
“Pemerintah harus segera lakukan dua hal: menegakkan hukum terhada semua pihak yang terlibat dan bertanggungjawab atas kasus tersebut. Lalu melakukan langkah pencegahan meluasnya konflik ke derah lain,” kata Mahfuz dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (30/7).
Bahkan, sambung mantan ketua komisi I DPR RI itu, konflik SARA di Tanjung Balai tidak boleh dianggap sepele, sebab ada potensi letupan konflik yang lebih besar dan luas.
“Jika itu terjadi maka bisa menjadi pintu kekacauan politik dan ekonomi baru di negeri ini,” papar Mahfuz.
Ia perpandangan, bila dilihat tren global yang terjadi saat ini, konflik SARA sedang menjadi tren dunia. Kekacauan politik di kawasan timur-tengah yang melibatkan beberapa negara eropa dan Amerika Serikat telah memunculkan kekuatan teror baru yang menakutkan, yaitu ISIS.
“Buah dari rangkaian aksi teror yang terus berlanjut adalah menguatnya sentimen negatif terhadap Islam dan ummat Islam. Ini tercermin dari sikap politik kelompok ultra-nasionalis di beberapa negara eropa, sikap politik capres Amerika, Donald trump, dan meningkatnya tekanan thd kelompok muslim di India dan Tiongkok misalnya,” ucap dia.
“Ada semacam cipta kondisi global untuk memosisikan Islam dan umat Islam sebagai musuh bersama. Dan pada saat yang sama ISIS dan unsur pendukungnya terus melakukan serangan terhadap siapapun yang dianggap lawan,” tandas politikus yang kini duduk sebagai anggota komisi IV DPR RI itu. (Novrizal Sikumbang)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid