“Jika kota lain ada yang memperbolehkan karaoke keluarga tetap buka di bulan Ramadhan, Pemkot Surabaya tidak perlu ikut-ikutan. Surabaya punya kearifan lokal dengan tipologi masyarakat yang masih kental suasana religius. Apalagi Surabaya ini kotanya salah satu Wali Songo.”

Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Agustin Poliana sebelumnya mengatakan pihaknya mengakomodir adanya usulan dari kalangan pengusaha RHU agar karaoke keluarga di Kota Surabaya yang selama ini tutup pada bulan Ramadhan bisa dibuka kembali.

“Sebetulnya kami dalam posisi dilema, aturan Perda melarang semua jenis hiburan karaoke dilarang buka selama Ramadhan. Sementera di sisi lain ada keluhan pengusaha yang punya tanggung jawab terhadap karyawannya agar tetap bisa bekerja,” katanya.

Menurut dia, para pengusaha karaoke keluarga punya tanggung jawab menggaji semua karyawannya selama 13 bulan. Padahal, lanjut dia, sesuai operasional hanya berlaku 11 bulan karena satu bulan kepotong libur selama Ramadhan.

“Jadi dua bulan itu tanggung jawab pengusaha sendiri,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Widodo Suryantoro mengaku belum bisa memberikan keputusan karena pihaknya masih akan mempelajari usulan dari pengusaha Rumah Hiburan Umum untuk bisa buka meski bulan Ramadhan. “Saya akan pelajari dulu aturannya gimana,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu